PART - 43

278 12 2
                                    

"Bagaimana dok keadaan anak saya sekarang? "

"Anak ibu mengalami leukimia, kanker darah bu"

"Astaghfirullahaladzim"

Kedua mata wanita paruh baya itu meneteskan air mata, mendengar kondisi anaknya memparah bahkan mengalami kanker darah yang sangat berbahaya.

"Diakibatkan tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal, maka mungkin segera untuk ditindak lanjuti"

Ibu dari anak pasien yang mengalami kanker, mengusap dada perlahan, menabahkan hatinya untuk tetap sabar.

Tok tok tok!

"Dokter, dokter!" Sahut perawat dari balik pintu.

"Silahkan masuk, ada apa? "

"Maaf mengganggu, pasien atas Rinjani kondisinya semakin memburuk dokter"

"Ya allah" Detak jantung ibu itu semakin kuat, apa yang terjadi dengan anaknya?

"Mari bu ikut saya" Pinta dokter.

Dokter pun bergegas menuju ruangan itu dan memeriksa apakah benar kondisinya kini sangat memburuk.

"Bagaimana dok? "

"Bu, saya akan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis dan jenis leukimia yang dialami anak ibu, bisa dengan pengecekan darah"

Ayahnya yang sedari tadi bersama ibunya, kini merasa sangat cemas dan mengkhawatirkan keadaan anaknya.

"Suster tolong siapkan semuanya"

"Baik dok"

"Bu silahkan untuk menunggu diluar sebentar"

"Baik dok" Ucap ayahnya dan mereka keluar dan duduk untuk menunggu hasil.

Namun sedari tadi, Ardhi dan juga Reynand tengah mengawasi orang tua nya Rinjani, mengapa mereka terdiam saja? Karena Ardhi sudah tau, bahwa orang tuanya Rinjani kini tengah membencinya.

"Gue gak nyangka Rey"

"Sabar dhi, lu banyakin berdoa buat Rinjani, gua juga gak nyangka kalo bisa separah ini"

Reynand memegang pundak Ardhi dengan maksud menenangkan hati.

Namun tak lama, dokter keluar dengan seorang suster yang mengikutinya. Menatap kedua orang tuanya Rinjani.

"Bagaimana dok? " Tanya ibu itu

"Kita harus melakukan tranfusi darah bu, mungkin dari pihak ibu atau bapa"

Kedua orang tuanya saling menatap, langkah ibunya terhenti saat sosok lelaki melangkah terlebih dulu mendekati sang dokter.

"Golongan darah Rinjani apa dok? " Tanya cowok itu, membuat seorang ibu mendengar cemas.

"Golongan darahnya AB"

"Biar darah saya aja dok"

"Untuk apa kamu melakukan itu? Untuk dapat perhatian dari saya? " Ucap ayahnya Rinjani.

"Biarkan saya yang bantu om, untuk menebus kesalahan saya sama Rinjani, kalo itupun om memang izinkan"

Ibunya angkat bicara setelah mendengar bahwa Ardhi akan memberi tranfusi darahnya.

"Apa kamu yakin? "

"Mamah apa apaan sih? Kenapa harus Ardhi? "

"Tolong pah, biarkan dia yang bertanggung jawab atas kesalahannya"

Ayahnya memikirkan kembali dan pada akhirnya mengiyakan permintaan dari Ardhi itu.

"Dhi? Lo yakin? " Tanya Reynand

RINJANI [ TAMAT✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang