PART - 05

824 78 5
                                    

Saat Rinjani beresin peralatannya, namun tak sengaja barangnya berjatuhan.

"Astaga, jatuh segala lagi" Cewek itu berjongkok merapikan alat alatnya

Namun, seorang lelaki tampan dapat mendengar suara alat berjatuhan itu, ia berjalan dan menghampiri Rinjani dengan cepat.

"Biar gue bantu" Ucapnya sambil membantu membereskan.

"Ehh makasih kak" Ucap Rinjani sembari menyelipkan rambutnya sendiri ke belakang daun telinga.

Tak kalah tampan dari sosok si beruang kutub itu di ruangan lukis.

"Oh iyaa lo kelas mana?" Reynand menatap sekilas wajah Rinjani.

"11 Mipa 2 kak"

Selesai membereskan peralatan yang tadi berjatuhan, lalu tiba tiba uluran tangan Reynand dihadapan Rinjani untuk bermaksud mengenalkan dirinya.

"Kenalin gue Reynand, dari 12 Mipa 3. Nama lo siapa? "

Rinjani terkejut, namun ia berusaha tenang dan menjabat tangannya.

"Aku Rinjani kak" Ucapnya tersenyum kecil.

"Ohh. Yaudah kalo gitu gue balik duluan yaa"

Rinjani mengangguk iya, lalu Reynand pun pergi meninggalkan ruangan lukis.

"Temen sekelas si beruang itu dong? "

Rinjani segera menepis bayang bayang cowok galak itu. Menurutnya tidak penting!

•••

Ardhi dan temannya berada di parkiran sekolah yang hendak akan pulang, namun salah satu dari mereka melihat sosok wanita yang baru saja keluar dari sekolah.

"Ehh liat tuh cewek, dia yang gue ceritain itu di Cafe" Ucap Eric.

Mereka bertiga memandang Rinjani si cewek itu dari kejauhan.

"Ajak dia pulang dhi" Ucap Reynand.

"Apa? Gue? Kenapa guee? Lo aja" Ucap Ardhi sambil memakai helm nya.

"Udahlah sana, kelamaan jomblo lo haha" Ucap Eric sambil tertawa.

"Berisik lu ric"

"Iya iya" Eric masih menahan tawa nya.

Ardhi terdiam, dan memicingkan matanya melihat Rinjani dari jauh.

"Kita duluan ya, semoga berhasil" Ucap Reynand terkekeh sambil menepuk pundaknya.

"Ck, udah pergi sana! "

Ardhi mendesis kesal, menyalakan mesin motornya keluar dari gerbang sekolah.

"Gelap banget nih langit, apa mau hujan ya? "

Rinjani menatap langit yang memang berwarna hitam gelap.

"Gue harus pulang cepet"

Langkah terhenti ketika mendengar suara deru motor di belakangnya. Yang mengharuskannya menoleh ke belakang.

"Lagi lagi jangan lo ledekin gue" Ucapny sambil membuka kaca helmnya.

Rinjani terdiam kaget yang tiba tiba dihampirinya.

"Lo mau bareng gue gak?"

"Kakak beneran nawarin aku?"

"Gak, gue ajak tuh pohon"

"Emm gituu, yaudah" Balas Rinjani dengan nada polosnya.

Cowok itu berdecak kesal dengan jawaban Rinjani yang polos dan lugu itu.

RINJANI [ TAMAT✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang