PART - 36

287 19 10
                                    

Dimas mengantar Rinjani pulang kerumahnya, sekalian Dimas ingin tau rumah Rinjani berada dimana.

"Jadi ini rumah kamu?"

"Iya dim, ini rumahku"

"Gede banget yaa"

"Haha biasa aja kali"

"Ohiya, salamin ya buat orang tua kamu, kasih tau juga kalo aku sekarang tinggal di Jakarta ngekost, ya sambil nyari kerjaan juga disini"

"Emangnya gak kuliah ya?"

"Tadinya, cuman orang tua ku bilang kerja aja, buat bantu ekonomi keluarga Rin"

"Emm, sabar yaa, semoga kamu bisa kuliah dan sukses"

"Aamiin, makasih ya Rin, lo emang baik dari dulu"

Dimas megang kepala gue, sumpah gue malah inget ke Ardhi.

"Emm, kalo gitu aku masuk ya dim"

"Oh yaudah"

"Byee"

Dimas melambai tangan juga tersenyum pada Rinjani, cewek itu masih bertanya tanya mengenai tentang cowok itu. Mengapa sangat berbeda? Beberapa tahun yang lalu memang dia sangat begitu dekat dan perhatian pada Rinjani. Dimas masih berperilaku sama, baik dan perhatian. Namun, yang Rinjani rasakan adalah kecanggungan. Bagaimana tidak? Sikap Dimas tidak bisa Rinjani anggap seperti dulu yang ia rasakan.

"Rinjani? "

Lamunannya terhenti saat ibunya memanggilnya.

"eh iya mah, ada apa? "

"Sini dong, gimana lukisan kamu? Mamah seneng tau, barusan mamah liat kamu di Tv"

"Hehe iya mah, banyak yang suka sama lukisannya, Rinjani juga kaget tiba tiba wartawan wawancarai Rinjani dan gak tau kalo masuk Tv"

"Emm, mamah banggaaaa banget sama kamu nak"

Ibunya senang ceria, memeluk anaknya yang sudah menjadi kebanggaan dan kebahagiaan satu satunya.

"Mahhh"

"Iya nak?"

"Papah kapan pulang sih?"

"Papah kamu lagi sibuk sibuknya sayang"

"Ya kapan pulangnya?"

"Iya sabar dongg"

"Mahh, Kenapa sih papah gak kerja aja di sini, kenapa harus ke luar kota? Disini juga banyak kerjaan yang layak buat papah, Rinjani butuh sosok papah, butuh dukungan dan semangat dari papah"

"Rinjanii..nantii papahh..."

"Tau deh mahh, pokoknya Rinjani pengen papah pulang! "

Rinjani lepas kendali, saking ia merindukan sosok papahnya yang menjaga dan menemaninya di rumah. Namun, karena pekerjaannya yang terlalu sibuk membuatnya merasa di pisahkan jauh. Jarang bertemu, sekalinya bertemu hanya beberapa hari saja. Setelah itu papahnya kembali pergi bekerja.

•••

Rinjani POV

Hari ini gue izin nyokap buat ke toko buku, gue masih kesel semaleman sama nyokap gue yang gak ngertiin kalo gue kangen papah. Tapi gitu juga dia nyokap gue tersayang, gue cium pipinya dan minta maaf soal semalem. Akhirnya gue diizinin buat pergi sendirian tanpa ditemenin siapapun, gak tau kenapa, lagi pengen sendiri.

Gue sampe di toko buku itu, lumayan si banyak orang yang disini. Gue cari detail, siapa tau ada buku yang gue suka. Namun saat itu, tangan gue tiba tiba bertemu dengan tangan seseorang yang tengah memilih buku buku di rak.

RINJANI [ TAMAT✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang