Bab 15

220 25 0
                                    

" Felisha ... "

Qashaf memanggil Felisha dengan nada mesra. Namun Felisha tetap kaku berdiam diri.

" Aku mintak maaf lah.. "

Kata Qashaf bernada sedikit rasa bersalah.

Felisha tetap merenung kearah Qashaf. Perlahan-lahan , takungan air mata Felisha akhirnya pecah. Lalu tumpahlah genangan air matanya menbasahi pipi kusamnya.

Qashaf yang terkedu akan apa yang dilihatnya lantas berkata

" Weyh , Sha ! Kau nangis ke ? Weyh janganlah macam ni ! "

" Aku mintak maaf... Sha.. Jangan lah nangis... "

Ujar Qashaf yang semakin cuak apabila air mata Felisha semakin deras mengalir. Namun begitu , kata-kata maaf yang terbit dari bibir Qashaf tetap tidak diendahkan oleh Felisha.

" Ayokk ! Kau buat ape dekat Felisha , Qashaf ?! "

" Sudahh...! Dah bergaduh menangis pulak.. "

" ayok Qash ! "

Kata ahli kumpulan mereka berdua yang sengaja menambahkan lagi rasa bersalah disudut hati Qashaf setelah melihat Felisha yang masih diam membatu sedang air matanya terus mengalir.

Mata Felisha yang masih menghasilkan air mata ditenung oleh Qashaf. Tangan Qashaf menggeletar.

" Sha.. Aku mintak maaf. Jangan macam ni tho.. "

Kata Qashaf yang masih gigih mencuba untuk memujuk Felisha agar air matanya berhenti dari mengalir.

" Nah , tisu .. lap air mata tuu... "

Kata Qashaf sambil menghulurkan sehelai tisu kepada Felisha dengan tangan yang menggeletar.

Namun Felisha tetap berdiam dan tidak mengendahkannya.

" Ya Allah Felisha ! "

Jerit Qashaf sekuat hati apabila melihat hidung Felisha kini berdarah.

Tanpa berfikir panjang Qashaf dengan pantas menekupkan tisu ditangannya ke hidung Felisha bagi mengelap darah yang mengalir.

Qashaf semakin panik. Lalu ditolaknya dengan kasar kepala Felisha agar mendongak supaya darah yang mengalir dari hidungnya dapat diperlahankan pengalirannya.

Wajah Qashaf kini benar-benar dekat dengan wajah Felisha.

Sedang Felisha cuba untuk menolak tangan Qashaf , jeritan Qashaf menghentikan Felisha.

" Cikgu ! Cikgu ! Hidung Felisha berdarah ! "

Jerit Qashaf bernada cemas.

" Ya Allah macam mana boleh berdarah ni "

Soal Cikgu Azita bernada cemas setelah melihat tisu yang ditekupkan oleh Qashaf sebentar tadi sudah basah dipenuhi darah.

" Ziqry , tolong pergi ke kaunter cafe dan ambil sebotol air mineral cepat ya. "

Arah Cikgu Aiman kepada salah seorang peserta kem itu.

" Ya Allah lamanya Ziqry ni. "

Desis hati Qashaf yang semakin tidak keruan dan berasa ingin memarahi semua orang disekelilingnya.

Ketika sedang menunggu Ziqry tiba , Felisha sekali lagi cuba untuk menolak tangan Qashaf.

Namun Qashaf tetap berkeras. Lalu Qashaf menunduk dan memandang wajah Felisha yang seakan terkedu itu dan berkata.

PenantianWhere stories live. Discover now