Sedang Felisha menerima nasihat daripada dua orang rakan baiknya , terduduknya Qashaf diatas bentangan sejadah panjang dihadapannnya itu menadahkan doa meluahkan segala rasa yang terbuku dihati.
" Ya Allah.. Tolong... "
" Tunjukkan aku jalan yang benar... Aku buntu Ya Allah. Aku tak tahu pada siapa aku hendak mengadu.. "
" Jika benar dia jodoh ku. Kau temukanlah kami berdua diwaktu yang tepat Ya Allah. "
" Hindarilah kami dari manisnya cinta yang terlarang ini. Cukuplah sekali saja kami terleka Ya Allah.. "
Dengan suara yang serak dan sengau , Qashaf menyatakan itu kepada Sang Pencipta.
" Ya Allah. Aku sayangkan dia.. Namun jika bukan akulah yang terbaik untuknya , kau pertemukanlah dia dengan jodoh yang lebih baik dari aku. "
" Jagakanlah dia untukku Ya Allah. Padamlah perasaan cinta dihati kami berdua.. Jika benar kami bukanlah pasangan yang ditakdirkan bersama. "
" Sesungguhnya , hanya pada-Mu aku berserah Ya Allah.. Berikanlah yang terbaik buat kami berdua. Kuatkanlah hati kami dalam menempuhi ujian-Mu ini Ya Allah.. "
" Amin.. Amin.. Ya Rabbal Alamin.. "
Tambah Qashaf secara panjang lebar. Lalu kedua-dua tangannya meraup kasar wajahnya yang sudah hampir semua dibasahi dengan air mata sebagai tanda mengaminkan doa-doanya tadi.
Tangan kanan Qashaf lantas membetulkan songkoknya lalu diraupkan lagi wajahnya
hingga menutupi bahagian matanya. Qahaf memejamkan wajahnya sejurus tangan kanannya itu menekupkan matanya.Sebak yang dirasakan oleh Qashaf tidak mampu ditahan lagi. Wajah Qashaf kini bertukar merah padam. Tangisannya kian menguat. Air matanya , kian deras mengalir membasahi pipinya.
" Allahhuakhbar.. "
Lafaz Qashaf dengan tersedu sedan akibat gangguan pernafasan kerana tangisannya yang semakin teruk.
Hati Qashaf benar-benar menyayangi Felisha. Namun dia tahu , sekarang bukanlah masa yang tepat untuk mereka berdua.
Qashaf bimbang. Andai dia dan Felisha terus berhubung , kisah cinta terlarang mungkin akan berulang kembali. Dan kesakitan yang dirasa kelak , pasti berganda-ganda sakitnya.
Setelah hampir 5 minit tangan kanan Qashaf ditekapkan dibahagian matanya , tangan kanannya lantas menyeka air mata yang berjuraian dipipinya.
" Ya Allah.. "
Lafaz Qashaf dengan teresak-esak. Jujur , kerinduan yang mencengkam jiwa kecilnya itu benar-benar tidak mampu dibendung lagi.
Tambahan pula , status Felisha yang memyatakan perasaan kecewa terhadap dirinya itu , membuatkan air mata Qashaf semakin deras mengalir.

ANDA SEDANG MEMBACA
Penantian
Teen Fiction[ COMPLETED ] Menanti tanpa sebarang jawapan yang pasti itu tidak mudah. Bahkan melelahkan. Disaat perasaan mengawal diri , putus asa itu kelihatan indah sekali. Namun disini Felisha setia menanti. Hadirnya kepulangan seseorang yang pernah mengetuk...