Setelah beberapa saat berlalu , mata Qashaf kembali dibuka. Air matanya yang tersisa diseka lembut oleh tangan kirinya.
Dengan suara yang sengau dan serak , Qashaf kembali bersuara.
" Felisha .., Felisha Aireena..."
Suara Qashaf yang lembut dan verbada perlahan itu jelas kedengaran dicuping telinga Felisha. Namun Felisha tetap saja berdiam dan memilih untuk tidak menyahut panggilan Qashaf itu.
" Qash tahu , banyak sangat salah yang Qash dah buat dekat Sha. Qash minta maaf. Qash tersilap buat keputusan. "
" sekarang , Qash nak betulkan hubungan kita. Bukan lagi dengan cara yang dilarang Allah... "
" Tapi dengan cara yang dituntut dalam Islam. "
" Qash , nak jelaskan segalanya dekat Sha. "
" Qash.. "
Kata-kata Qashaf terhenti seketika. Nafas Qashaf kian tersekat-sekat oleh kerana sebak yang semakin kuat didada.
" Qash sayang sangat dekat Sha. "
" Qash tak pernah anggap Sha mainan atau apa-apa jenis barang Sha. "
" tolong , jangan fikir bukan-bukan. "
" Qash , ikhlas sayangkan Sha. "
" Sha.. Qash , betul-betul menyesal dengan apa yang Qash dah buat dulu. "
" Tolong , bagi Qash peluang untuk betulkan semuanya..."
Ujar Qashaf dengan suara yang bergetar , serak dan juga sengau.
Namun begitu , Felisha tetap kekal mendiamkan diri. Hanya esakan yang kedengaran dicorong panggilan itu.
" Sha.. okay , kalau Sha tak nak Qashaf atur jadual Sha. It's okay. I'll follow your plans. But we need to meet up. Qash tak banyak masa Sha... "
" next week Qash dah kena pergi Mesir Sha.. Tolong.. Qash nak jumpa Sha.. Atleast , before I go. "
Ucap Qashaf yang cuba sedaya upayanya untuk memujuk hati Felisha agar bersetuju untuk berjumpa dengannya dan memberi dirinya peluang untuk perbetulkan segalanya.
Setelah lama berdiam , Felisha akhirnya kembali bersuara.
" Okay , I'll give you the second chance. But please... "
" don't take it for granted... "
Ujar Felisha dengan nada yang sayu dan suara yang sengau akibat menangis agak lama.
" Alhamdulillah. I promise you , I'll never ever hurt your heart again. Thank you Sha... "
Balas Qashaf yang menunjukkan rasa syukurnya sejurus Felisha telah bersetuju untuk memberikan peluang kedua kepada dirinya.
Segaris senyuman jelas kelihatan diwajah Qashaf. Kegembiraan itu , benar-benar dirasakan oleh Qashaf.
" Jangan berjanji Qashaf. "
Kata Felisha kepada Qashaf dengan nada mendatar dan suara sengau.
Senyuman Qashaf luntur sedikit setelah mendengarkan kata-kata Felisha itu. Namun tak mengapa , Qashaf tetap gembira kerana telah diberikan peluang kedua.
" so , when will we meet up ? "
Soal Qashaf yang ingin memastikan tarikh untuk berjumpa Felisha dan duduk berbincang.
" We'll stick with your plan. "
Jawab Felisha dengan ringkas , sekali lagi dengan nada mendatar.
YOU ARE READING
Penantian
Teen Fiction[ COMPLETED ] Menanti tanpa sebarang jawapan yang pasti itu tidak mudah. Bahkan melelahkan. Disaat perasaan mengawal diri , putus asa itu kelihatan indah sekali. Namun disini Felisha setia menanti. Hadirnya kepulangan seseorang yang pernah mengetuk...