"Lagi ada masalah?" tanya Ranti--teman satu kontrakan sakaligus sahabat Zulaikha--yang baru datang dari dapur. Perempuan itu menaruh semangkuk mie instan kuah di meja, lantas meniup-niup asap yang masih mengepul.
"Lagi pusing aku. Anggap saja hari ini adalah hari sialku," balas Zulaikha, lesu. Ia menaikkan kedua kaki di kursi kayu bercat hitam, lalu memeluknya. Sedangkan matanya memandang mangkuk berisi mie instan Korea milik Ranti yang begitu menggugah selera. Warna merah dari kuah, aroma yang menguar sedap, serta terdapat campuran dari sayur, jamur inoki, bakso sapi, telur, dan ikan dumpling keju, berhasil membuatnya menelan ludah.
"Masalah apa? Hubunganmu dengan Zacky? Sepertinya hubungan kalian baik-baik saja." Ranti mulai menyeruput kuah mie instannya perlahan dari sendok. Sedangkan mata tertuju kepada sahabatnya yang memakai pyjama pendek berbahan satin malam ini.
Zulaikha memerhatikan mulut sahabatnya lamat-lamat. Setelah sadar, ia mengerjap dan menundukkan kepala menatap sandal jepit berkarakter panda. "Hubunganku dengan Zacky emang baik-baik saja. Yang gak baik itu nasibku hari ini. Dari kejebak macet. Ketemu klien yang rewel, bawel, dan ngeselin. Ditambah lagi ketemu sepasang kekasih yang sangat aneh, tapi nyata. Pokoknya semuanya bikin aku pusing dan mual."
Ranti mengangguk paham. Ia melahap ikan dumpling keju, mengunyahnya perlahan merasakan sensasi kelezatan dari butiran telur ikan bercampur keju. "Terus?" tanyanya santai.
Zulaikha mengangkat kepala menatap perempuan berambut sebahu itu. "Dari klien, dia marah karena aku telat datang. Lalu, memintaku untuk merevisi videonya lagi, tapi yang paling ngeselin dia tidak tahu apa yang harus direvisi. Nah, aku ubah semua tuh, dari filter, fitur, audio, dan lainnya. Pokoknya aku ubah semua. Tahu jawabannya apa? Dia minta video yang pertama lagi. Gila emang!" jawabnya dengan napas menggebu-gebu.
"Terus, yang kedua ketemu sepasang kekasih aneh itu. Mana ada pacaran hampir setahun, tapi si laki gak pernah ketemu sama teman ceweknya. Aneh 'kan? Nah, si perempuan ini merengek-rengek minta lakinya bertemu sama temen-temennya, tapi si laki gak mau. Akhirnya, mereka ribut dan debat deh, di kafe. Aku yang lagi dalam posisi emosi ingin makan orang, terlampiaskan nyemprot mereka. Tapi ternyata, si laki itu adalah pemilik kafe. Astaga, malu sekali aku," lanjut Zulaikha, lalu menangkup wajah dengan kedua tangannya.
"Apa? Hahahahaaa. Uhuk, uhuuuk." Ranti terbahak seketika. Bahkan ia tersedak kuah yang lumayan pedas, membuat tenggorokannya perih dan panas.
Dengan segera ia marih botol di sisi kiri mangkuk, berisi air mineral dingin yang tadi sudah diambil dari kulkas. Ia meneguknya cepat, lumayan untuk melegakan tenggorokannya. "Sorry, aku terlalu exited mendengar ceritamu, hahaha. Terus gimana?"
"Yaaa, untung saja si klien bawel itu cukup membantuku. Jadi, aku tidak perlu lama-lama menghadapi mereka." Merasakan perutnya keroncongan karena tergoda oleh aroma kuah mie instan itu, Zulaikha menarik mangkuk milik Ranti. "Bagi-bagi lah, sama sahabat. Aku sebenarnya sudah kenyang, tapi laper lagi setelah cerita. Ternyata cukup menguras tenagaku juga."
"Anjir, alasanmu saja itu. Bilang saja kepingin makan mie instanku. Dari tadi sudah nelen ludah terus 'kan?" ejek Ranti, tersenyum miring.
"Suka benar memang kalau ngomong." Zulaikha terbahak. Setelah melahap mie dan sebutir bakso sapi, ia menyodorkan mangkuknya kembali ke hadapan Ranti. "Eh, kayaknya Zacky datang itu," ucapnya saat mendengar suara deru mobil di teras kontrakannya.
"Kamu menyuruh dia datang?" tanya Ranti, seusai melahap mie dan menyeruput kuah yang tinggal separuh.
"Iya. Zacky bilang pulang jam setengah delapan. Jadi, aku minta dia datang ke sini dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED BRIDE [ENDING]
Romance"Menikah denganku," ucap Andreas, penuh penekanan. Lalu, melepaskan cengkeramannya. Zulaikha menggeleng. Bagaimana bisa ia menikah dengan orang yang baru dikenalnya? Ditambah lagi, lelaki itu sangat membencinya sekarang. "Aku tidak menerima penolaka...