"Belum mandi?” tanya Andreas baru masuk ke kamarnya. Ia melihat Zulaikha masih mengenakan bathrobe.
Perempuan itu menggeleng sambil mengukir senyum. "Baru melihat pemandangan di bawah."
Andreas terkesiap mendengarnya. 'Melihat pemandangan di bawah, berarti Zulaikha melihatku dipeluk Olivia?' batinnya.
Andreas melangkah cepat menghampiri sang istri, lalu berkata, "Jangan salah paham dulu, Zul. Kami tidak ada apa-apa lagi. Kalau kamu melihat aku dipeluk Oliv--."
"Aku sudah tahu, kok." Zulaikha mengulum senyum. Ia mendongak menatap Andreas yang berdiri di hadapannya. Kemudian, ia menenggerkan kedua tangan di pinggang lelaki itu.
"Kamu tidak merespons dia. Terima kasih, Andreas." Zulaikha berjinjit. Ia mengecup sekilas bibir suaminya.
"Kamu mendengar percakapan kami?"
Zulaikha mengangguk cepat. "Suara kalian cukup keras, bisa kudengar jelas."
"Dia memang yang mencintaiku, sedangkan aku tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya."
"Kenapa bisa gitu? Bukannya kalian sudah menjalin hubungan selama satu tahun? Dan pertama kamu mengajakku nikah pun, kamu bilang sangat mencintai dia."
"Terpaksa." Andreas mengembuskan napas berat. Ia melingkarkan kedua tangan ke leher istrinya. Pandangannya beradu tatap dengan Zulaikha. "Mama yang memintaku agar menerima Oliv, karena tidak enak dengan orang tua dia. Mama dan Mamanya Oliv berteman baik, Papanya juga menanam saham di salah satu resortku."
"Kenapa kamu tidak menolaknya, kalau tidak mencintainya, Andreas? Kasihan dia. Sudah berharap lebih padamu, tapi kamunya malah mencampakkan."
Mengingat ke masa lalu, Andreas menjawab, "Setiap hari Mama selalu memintaku agar menerima Oliv, sampai telingaku panas mendengarnya. Jadi, dengan terpaksa aku menerimanya."
Zulaikha manggut-manggut, paham.
"Padahal aku sudah berusaha tak acuh dengan dia. Terakhir dia mengajakku untuk bertemu dengan teman-temannya, saat kamu memarahiku tidak jelas di kafe itu," lanjut Andreas lagi.
"Iya. Dingin kayak es, dan kering banget kayak kanebo kamu, tuh. Tapi, kenapa kalau sama aku jadi menyebalkan sekali? Sok-sokan jadi orang jahat, tapi banyak cerewet."
Andreas mengedikkan bahu. "Tanya hatiku kalau gitu." Ia terkekeh, lalu menarik Zulaikha ke dalam dekapannya, memeluknya erat.
"Karena Kang Bucinku ini gak tahan sama pesona Zulaikha Riveira."
"Si gadis bar-bar, yang kini sudah menjadi perempuan dewasa."
"Yang berhasil menaklukkan hati kanebo kering." Zulaikha tergelak. "Ayo, mandi."
"Bareng."
"Siap, Boskuuu."
Tanpa ba-bi-bu lagi Andreas langsung membopong Zulaikha, membawanya ke kamar mandi.
***
Si Bos:
Ikha, hari ini kamu mendapat klien baru bernama Michel Thompson, pemilik Thompson Hotel. Beliau mengajakmu bertemu di hotelnya untuk melakukan meeting.
Zulaikha mengernyit membaca pesan masuk dari atasannya. Kemudian, ia menulis jawaban,
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED BRIDE [ENDING]
Romance"Menikah denganku," ucap Andreas, penuh penekanan. Lalu, melepaskan cengkeramannya. Zulaikha menggeleng. Bagaimana bisa ia menikah dengan orang yang baru dikenalnya? Ditambah lagi, lelaki itu sangat membencinya sekarang. "Aku tidak menerima penolaka...