Part 19

1.3K 171 30
                                    

"Bisa ceritakan ke kami bagaimana kronologinya kamu kecelakaan dan kenapa menghilang selama ini, Kha?"

Duduk di kursi kerjanya, Zulaikha seperti seorang maling yang dikepung para warga. Teman-temannya ada yang berdiri, bersandar pada dinding kubikel meja kerjanya, ada juga yang duduk di kanan-kirinya. Dari tatapan yang dilemparkan, teman-temannya itu tidak sabaran menunggu penjelasan.

Zulaikha menatapnya satu per satu. Menarik napas panjang sambil memilin jemari, ia berkata, "Awalnya, aku mau nyebrang di depan restoran terus ada mobil lewat. Gak tahu datang dari mana ibu-ibu itu, tiba-tiba dia langsung mendorongku. Niatnya mau menolongku, tapi ... malah ibu-ibu itu yang tertabrak mobil dan meninggal dunia."

"Apaaa?!" Mereka membelalakkan mata, mulutnya ternganga, terkejut dibuatnya.

"Terus?" tanya salah satu dari mereka, semakin penasaran.

"Keluarganya menuntutmu? Memasukkanmu ke penjara dan itu sebabnya kamu menghilang selama ini?" tanya yang lain.

Zulaikha menggeleng, tapi setelahnya mengangguk. "Ibu-ibu itu memiliki satu anak. Pemilik restoran yang menjadi klienku waktu lalu. Lelaki itu tidak memasukkanku ke penjara, tapi ...." Zulaikha menggantungkan ucapannya.

"Tapi apa?" tanya seorang perempuan berambut sebahu yang duduk di sebelah Zulaikha, mencondongkan tubuh ke depan agar semakin jelas menatap wajah rekan kerjanya.

"Aku dihukum, tapi dengan cara lain. Dan kalian pasti gak akan percaya, karena hukuman ini sangat konyol. Sama sekali gak masuk akal. Bahkan, aku sendiri bingung dibuatnya."

"Pak Andreas menghukummu apa? Jadi asisten pribadinya di rumah atau apa, Kha? Oh, ya. Sekalian jawab pertanyaanku yang waktu lalu juga. Kamu masih berhutang penjelasan akan hal ini." Danang yang sedari tadi diam, mengeluarkan suara. Ia sudah menanti-nanti momen yang tepat untuk bertanya.

"Aku ...." Zulaikha menunduk. "Menikah dengan dia," sambungnya lagi, suara terdengar lirih.

"What the fuck! Are you kidding us?!" seru Lyodra--perempuan berambut sebahu itu.

Zulaikha menggeleng. "Nope."

"Wait. Aku bingung, Kha. Kenapa bisa? Kamu dan Pak Andreas menikah?" Kali ini Danang yang bertanya, menampilkan ekspresi tak percaya.

"Jadi, Danang tahu siapa Pak Andreas itu?" Teman yang lain menyahut. Suasana menjadi lebih seirus.

Zulaikha mengangkat kepala. "Gini ceritanya, awalnya dia ngajak aku menikah karena niat balas dendam kepadaku. Dia tidak terima mamanya meninggal karena menolongku, sedangkan aku yang ditolong masih hidup. Nah, waktu dia mengajakku nikah pun pakai cara kekerasan. Aku diancam-ancam. Kejam banget pokoknya."

"Astagaaa!" Lyodra membekap mulut. "Terus?"

"Barang-barangku disita--ponsel sama dompet. Terus, sebulan sebelum menikah aku disuruh kerja di rumahnya, jadi kang bersih-bersih. Seorang diri. Mana rumah itu gede banget. Sering lah, dapat kekerasan sama dia."

"Kha, butuh bantuan untuk melaporkan ke Komnas HAM? Gila, sih. Greget banget denger ceritanya." Lyodra menyela lagi. Ia yang paling semangat mendengar Zulaikha bercerita, tetapi diliputi rasa emosi yang menggebu-gebu.

"Gak perlu, Ly. Karena sekarang semua sudah berubah. Nyatanya, aku bisa menginjakkan kaki di kantor ini lagi."
"Berubah gimana?"

FORCED BRIDE [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang