Seperti tak ada habisnya air mata mengalir, Zulaikha masih menangis. Padahal sekarang sudah jam empat pagi. Pikiran perempuan itu terus berkelana memikirkan Zacky dan Ranti. Ia tak habis pikir, kenapa begitu teganya mereka mengkhianati. Secara diam-diam menjalin hubungan serius di belakangnya, mereka seakan-akan telah dibutakan sampai tak melihat siapa dirinya. Ia juga teringat dengan video Zacky yang Danang rekam, sangat yakin jika perempuan yang bersamanya adalah Ranti. Sungguh, memikirkan itu jantung Zulaikha terus berdenyut nyeri. Sakit, yang benar-benar sakit.
'Apa mereka tidak memikirkan perasaanku? Juga tidak pernah mencariku selama ini?' batin Zulaikha, terisak pilu.
'Selama sebulan ini aku terus memikirkan mereka. Ingin meminta pertolongan agar bisa keluar dari jeratan Andreas. Tapi ... kenapa mereka justru bersenang-senang di belakangku?' Zulaikha meremas seprei kuat-kuat. Luruhan air mata semakin deras mengalir melewati tulang hidung ke mata sebelahnya, dan mengalir bersamaan menggenang di bantal.
'Aku juga lagi berusaha meluluhkan hati Andreas pelan-pelan, agar bisa keluar dari sini untuk menemui mereka. Tapi ....'
'Apa ketidak adaanku di antara mereka justru dijadikan aji mumpung?'
Zulaikha sibuk dengan pikirannya, membayangkan kehidupan sebelumnya yang begitu damai bersama Ranti dan Zacky. Ia pusing sendiri, serasa diputar-putar dan berat. Banyak kenangan manis bersama mereka yang tersimpan rapi di memori. Namun, justru keduanya sangat kompak untuk menyakiti. Jujur dalam hati, Zulaikha masih sangat berat menerima kenyataan ini.
Sementara di sebelahnya, Andreas termenung sambil memandang langit-langit. Ia pun terjaga semalaman tidak bisa tertidur. Setiap mata akan terpejam, bayangan wajah Zulaikha justru terpampang jelas. Ditambah lagi dengan suara isak tangis perempuan itu yang terdengar pilu, membuat hati tak tenang.
Andreas memiringkan tubuh, menatap iba Zulaikha yang terbaring membelakangi. Memerhatikan lekat-lekat, ia melihat jika punggung perempuan itu bergetar dan suara isakan masih terdengar jelas di pendengarannya.
'Seharusnya aku bahagia melihatmu hancur seperti ini. Merasakan sakit hati yang belum seberapa, dari yang aku rasakan saat kehilangan Mama. Tapi, kenapa hatiku juga ikut sakit dan tidak tega melihatmu menangis pilu? Kenapa kamu tidak mengamuk saja untuk meluapkan emosi, seperti yang kamu lakukan dulu saat menolak pernikahan ini, Zul?' batin Andreas.
Lelaki itu mengalahkan ego. Salah satu tangannya terulur menyingkirkan dua bantal guling yang digunakan sebagai penyekat antara dirinya dan Zulaikha. Ia menaruh bantal guling itu ke lantai, kemudian beringsut pelan mendekati Zulaikha. Ia menarik dan membalikkan tubuh sang istri, lantas memeluknya erat.
"Pengkhianat seperti mereka tidak perlu ditangisi seperti ini. Buang-buang air mata," ucap Andreas lirih, dengan tangan mengusap rambut Zulaikha perlahan.
Zulaikha semakin tergugu. Ia mencengkeram punggung Andreas untuk mencari kekuatan. "Kenapa mereka tega mengkhianatiku dari dulu? Aku tidak pernah punya salah dengan mereka," ucap Zulaikha di sela isak tangisnya. Suaranya tidak terlalu jelas karena terhalang dada bidang Andreas.
"Berarti mereka bukan orang baik untukmu," balas Andreas, mencoba untuk memberi pengertian. "Terkadang orang yang terlihat baik dari luar, belum tentu baik hatinya. Pun, sebaliknya. Orang yang terlihat berandalan atau jelek dari luar, belum tentu seberandalan dan sejelek itu hatinya."
"Aku tulus menyayangi mereka. Aku sudah menganggap Ranti seperti saudaraku sendiri. Bahkan, tidak pernah berpikir negatif tentang dia. Kami saling terbuka satu sama lain. Tapi, kenapa Ranti setega itu merebut Zacky dariku?"
Andreas semakin mengeratkan pelukannya. Tanpa sadar ia mendaratkan kecupan singkat di puncak kepala Zulaikha. "Jangan pikirkan mereka lagi. Kamu juga tidak perlu meratapi kesedihan ini sampai berlarut-larut. Kita sudah menikah. Kamu bisa membalas perbuatan mereka dengan cara yang elegan."
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED BRIDE [ENDING]
Romance"Menikah denganku," ucap Andreas, penuh penekanan. Lalu, melepaskan cengkeramannya. Zulaikha menggeleng. Bagaimana bisa ia menikah dengan orang yang baru dikenalnya? Ditambah lagi, lelaki itu sangat membencinya sekarang. "Aku tidak menerima penolaka...