Part 13

1.4K 157 13
                                    

Boleh minta vote dan komennya? Biar makin semangat nulis, kalau tahu ada yang baca cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boleh minta vote dan komennya? Biar makin semangat nulis, kalau tahu ada yang baca cerita ini.❤❤

*
*
*
*

Keduanya melepaskan ciuman setelah sama-sama kehabisan pasokan oksigen. Masih dalam gendongan Andreas, Zulaikha terengah sambil menunduk malu. Ini adalah hal tergila dalam hidup yang pernah ia alami. Menikamti ciuman dari orang yang paling dibenci, bahkan hampir membuatnya sampai hilang kendali.

"Kamu sangat menikmati ciuman ini. Kamu juga sangat lihai menyeimbangi ciumanku, Zul. Apa kamu sering melakukannya bersama kekasihmu? Atau ... sebenarnya kamu juga sudah tidak perawan?"

Masih menetralisir jantung yang berdetak cepat, Zulaikha mengangkat kepala menatap Andreas tajam. Ucapan lelaki itu membuatnya sadar jika yang baru saja ia lakukan adalah kesalahan besar. Merutuk diri dari kebodohan karena sempat terbuai oleh suasana dan membiarkan Andreas melakukannya dengan sesuka hati, ia merosotkan tubuh.

"Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Hasutan setan seringkali membuat seseorang terlena akan suasana. Dan ternyata, memang sangat menyesatkan." Zulaikha mngatupkan bibir rapat-rapat setelah berucap sarkas. Ia melemparkan tatapan permusuhan kembali. Sedangkan kedua tangan mengepal erat di kanan-kiri paha.

Andreas memiringkan kepala, menatap remeh Zulaikha diiringi kekehan lirih. Perempuan di hadapannya itu persis seperti bunglon. Sangat cepat berubah ke sifat aslinya dalam waktu singkat. Padahal, baru saja ia mendengar suaranya yang lembut dan halus, terkesan manis. Namun, sekarang sudah terdengar sarkas kembali. Ajaib bukan?

"Untuk masalah aku yang mengkhawatirkanmu, anggap saja tidak pernah terjadi. Dan jangan besar kepala. Itu karena aku hanya menjaga image sebagai seorang istri dari Andreas Aidan. Jika memang betul terjadi sesuatu kepada dirimu, setidaknya nama baikku tidak akan dicap buruk," sambung Zulaikha, sambil menekankan nama Andreas.

Perempuan itu mendorong tubuh Andreas agar menjauh, lalu tergesa-gesa membuka pintu. Keluar dengan gerakan cepat, Zulaikha memekik kaget ketika ada banyak pria berkerumun tidak jauh dari bilik yang ia masuki. 'Sial! Aku lupa ini toilet pria. Pasti pikiran mereka travelling ke mana-mana,' batinnya, matanya awas mengamati mereka satu per satu.

Seketika itu juga Zulaikha merasa toilet menjadi panas dan pengap yang membuatnya gerah. Seperti tak ada udara yang terhirup, napas perempuan itu mulai terasa sesak. Akan tetapi, tangan terasa dingin karena efek malu yang tak bisa dihiraukan lagi. Sungguh, ingin sekali ia berlari. Namun, kaki tidak bisa digerakkan seakan-akan terpaku di tempat. Ia juga merasakan pipinya meremang panas. Sangat yakin jika wajahnya saat ini bak tomat matang. Merah menyeluruh.

Sementara Andreas yang masih diam di tempat dengan tangan bersedekap, mengembangkan senyum simpul melihat istrinya berdiri kaku di depan pintu. Ia melangkah menghampiri, lantas merangkul bahu Zulaikha dan memeluknya.

"Tidak ada pertunjukan sirkus di sini. Untuk apa kalian berkumpul ramai-ramai?" Andreas mengarahkan kepala Zulaikha ke dada bidangnya. Ia bertanya dengan nada dingin. Matanya menatap tajam pria-pria yang masih berkerumun, tampak sekali mereka salah tingkah.

FORCED BRIDE [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang