"Apa ini?" tanya Zulaikha penasaran, saat menerima sodoran map dari Andreas. Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya lelaki itu keluar dari persembunyiannya menemui dirinya di ruang tamu.
"Peraturan untukmu mulai dari sekarang masuk di rumah ini. Baca saja." Sambil bersedekap, Andreas mengamati Zulaikha yang sedang memeriksa isi map tersebut.
PERATURAN YANG HARUS DITAATI KHUSUS UNTUK ZULIKHA RIVEIRA
Zulaikha mengernyit. 'Dari mana lelaki itu tahu nama kepanjangannya? Oh, mungkin tadi waktu dia membayar biaya administrasiku di rumah sakit,' batinnya. Mengabaikan nama kepanjangan dirinya, ia melanjutkan membacanya lagi.
1. Menikah dengan Andreas Aidan tanpa batas waktu.
2. Mengurus rumah dilakukan seorang diri, tidak boleh ada yang membantu.
3. Tidak boleh membantah perkataan Andreas Aidan selaku suami.
4. Tidur pisah kamar.
5. Tidak boleh menolak saat diajak hubungan ranjang.
6. Tidak boleh keluar rumah tanpa izin Andreas Aidan selaku suami.
7. Tidak boleh memiliki hubungan dengan pria lain.
8. Tidak boleh bekerja menjadi fotografer maupun desain grafis.
9. Setiap hari wajib menyiapkan sarapan dan makan malam untuk Andreas Aidan, kecuali siang karena tidak selalu di rumah.
10. Pergi belanja harus bersama Andreas Aidan. Tidak boleh sendiri.
11. Tidak boleh merusakkan barang apa pun itu, apalagi milik Mama.
12. Mengurus tanaman dengan benar dan baik. Tidak boleh ada yang mati atau rusak.
13. Tidak boleh tidur lebih awal sebelum Andreas Aidan pulang kerja.
14. Tidak boleh ikut campur urusan pribadi Andreas Aidan.Zulaikha melongo selesai membaca semua peraturan itu. Ia mengangkat kepala menatap Andreas. "Kamu gila? Di sini aku yang paling dirugikan. Aku juga keberatan dengan point nomor lima dan delapan. Kenapa tidak boleh menolak untuk tidak berhubungan badan? Kita menikah tanpa dasar cinta dan tidak saling menginginkan dari hati ke hati. Dan lagi, aku butuh pekerjaanku. Aku tidak bisa hanya tinggal diam di rumah saja."
"Aku tidak menerima bantahan. Pekerjaanmu di rumah juga sudah padat. Jadi, peraturan yang sudah kutulis wajib ditaati. Ingat, wajib ditaati." Setelah mengucapkan itu, Andreas berlalu dari hadapan Zulaikha. Namun, ia membalikkan badan lagi dan berucap kepada bodyguardnya, "Antarkan perempuan itu ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku."
Kemudian, Andreas menunjuk Zulaikha. "Mulai malam ini kamu yang menyiapkan makan malam. Dan mulai besok, kamu yang mengerjakan semua urusan pekerjaan rumah tangga. Semua pembantu sudah kupecat," ucapnya, tidak memedulikan wajah perempuan itu yang sudah merah padam. Lantas, ia benar-benar berlalu menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Aargh! Pria gila kamu, Andreas!" umpat Zulaikha, sambil teriak kesal. Map yang masih dalam genggaman ia tatap kembali, matanya menyipit. Dadanya naik-turun dengan napas menggebu-gebu.
"Peraturan yang sangat tidak masuk akal!" umpat Zulaikha lagi, lalu membanting map warna kuning kecokelatan itu ke lantai dan menginjak-nginjaknya penuh rasah gemas serta geregetan.
"Sudah, Nona. Mari saya antar ke kamar Anda." Tama menghampiri. Ia menarik lengan Zulaikha ke belakang, kemudian mengambil map yang mulai lusuh itu. "Sebaiknya ini Anda simpan baik-baik sebagai pengingat diri."
"Tidak sudi menyimpan map sialan itu! Kalian ada yang memiliki korek api?" Zulaikha mengedarkan pandangan, menatap satu per satu para bodyguard di belakangnya.
"Untuk apa, Nona?" tanya Tama, penasaran.
"Membakar map itu lah! Lalu, untuk apa lagi?!" jawab Zulaikha, malas.
"Sebaiknya jangan menambah masalah lagi jika Anda masih ingin hidup tenang, Nona."
"Kamu pikir, hidupku sekarang sangat tenang?! Oh, astaga! Apa kalian tidak melihat bagaimana bos kalian memperlakukanku dengan kasar, tanpa memiliki belas kasihan mau pun perasaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED BRIDE [ENDING]
Romance"Menikah denganku," ucap Andreas, penuh penekanan. Lalu, melepaskan cengkeramannya. Zulaikha menggeleng. Bagaimana bisa ia menikah dengan orang yang baru dikenalnya? Ditambah lagi, lelaki itu sangat membencinya sekarang. "Aku tidak menerima penolaka...