Gak jago bikin prolog... Baca dulu aja, kali aja suka sama ceritanya heheheh
Jeje POV
Sore hari memang paling menyenangkan untuk jalan jalan di tepi pantai. Angin yang berhembus menerpa helai demi helai rambutku, sang penerang bumi yang hampir tenggelam membuat langit berubah menjadi warna jingga.
"Sangat cantik" gumam ku.Aaahhhh, entah mengapa aku sangat menyukai pantai ketika sore hari.
Jangan tanya kenapa pantai nya sepi, soalnya sekarang hari rabu.Oh iya, Nama ku Jessica Angelina Sushar atau biasa dipanggil Jeje oleh keluarga dan temen temen deket. Aku baru lulus kuliah, jadi umurku sekarang sudah 23 tahun, tapi saat ini aku sedang bekerja di perusahaan milik ayahku sendiri. *Oke cukup kenalannya, balik lagi ke cerita
Aku memang sering ke pantai seperti ini setelah pulang kantor, itu membuat penat di otak ku sedikit berkurang. Jalan menelusuri pantai memang paling mengasyikkan, apalagi sambil ditemani dengan ice cappucino. Itu sangat membuat pikiranku sedikit tenang, aku masih berjalan menelusuri pantai ini sendirian.
Sedang asyik-asyiknya jalan tiba-tiba tubuhku tertabrak oleh seseorang hingga membuat ice yang ku bawa tumpah mengenai baju ku.
"Aish sial! Baju ku jadi kotor!" Umpat ku pelan.
"Ah, maaf kan aku. Aku tak sengaja" mohon dia, tapi aku belum melihat wajahnya. Aku sibuk membersihkan kemeja ku yang terkena kopi itu.
"Baju ku kotoorrr"
"Ini pakai sapu tangan ku untuk membersihkan nya" ucapnya sambil menyodorkan sapu tangan miliknya, dan otomatis aku melihat wajahnya sekarang.
"Oh sial, mengapa dia sangat tampan sekali" ucapku dalam hati, dan membuat mataku enggan untuk berkedip. Tapi tak lama aku pun tersadar dan dengan cepat menggeleng kan kepala.
"Ah tidak perlu, aku akan segera pulang sekarang. Baiklah aku duluan ya"
Percayalah, aku hanya ingin menghindar darinya karena tiba-tiba jantungku berdegup sangat cepat. Sial! Hanya dengan melihat wajahnya saja sudah membuat jantungku berdegup.
"Ah, baik lah. Sekali lagi maaf kan aku ya, aku minta maaf atas kecerobohan ku"
"Iya, tak masalah"
Aku segera pergi meninggalkan lelaki tersebut untuk pulang kerumah.
Jojo POV
Aku jadi merasa bersalah karena telah menabrak wanita tadi, sepertinya ice yang di pegang pun baru dibelinya. Tapi ice tersebut malah tumpah mengenai bajunya karena aku.
Ceroboh nya diriku ini kalau sudah melihat indahnya sunset di tepi pantai seperti ini. Sampai-sampai aku tak melihat ada orang di depanku sedang berjalan.
Tapi, ngomong-ngomong wajahnya cantik ya. Duh kenapa aku tiba-tiba memikirkan wanita itu, kan aku sudah minta maaf padanya dan dia pun sudah memaafkan aku. Untuk wajahnya yang cantik itu, aku berani sumpah bahwa dia benar-benar cantik.
Ah iya perkenalkan, namaku Jhonatan Nutthawut Maurer. Namaku terdengar aneh dan sulit untuk di sebut ya? Aku pun tak mengerti mengapa kedua orang tua ku memberikan nama untuk ku begitu sulit. Aku biasa dipanggil Jojo oleh kerabat-kerabat ku, aku ini seorang dokter muda di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. *Cukup kenalannya
Oh iya aku ini memang sering sekali ke pantai untuk melihat indahnya sunset saat sore hari. Entah sebelum atau sesudah aku dinas di rumah sakit, akhir-akhir ini rumah sakit sangat ramai. Apalagi setelah kasus Corona ini beredar. Kita harus berjaga-jaga sekarang, apalagi kita sebagai petugas kesehatan yang setiap hari bertemu dengan pasien di rumah sakit.
"Hei dr. Jojo, dari mana saja kau. Lama sekali sampai sini" tanya salah satu dr di rumah sakit ini, sekaligus teman dekat ku juga.
"Seperti biasa, aku habis dari pantai dulu" jawab ku sambil mengenakan pakaian astronot yang putih-putih itu, atau biasa disebut hazmat suit.
"Tapi biasanya tak selama ini"
"Tadi aku tak sengaja menabrak seorang wanita, sampai minuman yang dibawanya tumpah mengenai pakaian nya. Jadi, aku meminta maaf terlebih dahulu kepadanya" jawab ku dengan alasan yang ku buat.
"Oh ayo lah dr.Jojo aku ini bukan anak kecil yang bisa kau tipu, mana mungkin meminta maaf sampai selama ini" jawab nya yang masih terlihat bingung
oh ayo lah Jo, dr.Riyan ini bukan anak kecil, kenapa kau memberi alasan ituuuu.
"Tadi juga sedikit macet saat aku menuju kesini"
"Ah sudah lah, sebaiknya kita segera bekerja" jawab dr.Riyan
Akhirnya kita pun segera pergi untuk melanjutkan pekerjaan kita masing-masing, yaitu menangani pasien yang mengidap Corona. Sebagai seorang dokter tentu saja aku sangat berhati-hati dan selalu menjaga tubuhku agar tetap steril, apalagi pasien yang ku hadapi adalah pasien yang mengidap Corona.
Kalian pasti sudah mengetahui bagaimana cepatnya dan bahayanya virus ini saat menyerang tubuh kita.
.
.
.Ini dr. Jhonatan Nutthawut Maurer
(Jika menurut kalian ini tidak cocok, maka bayangkan sesuai dengan imajinasi kalian ya hehehe)Ini Jessica Angelina Sushar
(Bayangkan yang lain jika ini tak sesuai dengan imajinasi kalian heheh)Ada teman teman Jeje juga nanti, tapi aku gak kasih unjuk disini.
Oh hai balik lagi sama aku. Disini aku mau bikin cerita dengan judul " Gara Gara Corona" yang mungkin terdengar lucu hehehe. Semoga cerita ini biasa menghubur kalian yaaa... Dan kalian bisa suka sama cerita ini.
Jangan lupa Vote, komen ya temen-temen.
Terimakasih sudah baca cerita ini
Luuuvvv ❤️❤️❤️ see u babay
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara Gara Corona [Selesai!]
Teen FictionDan gua juga minta maaf karena udah merebut Jeje dari lu, padahal gua sendiri tau kalo lu suka sama Jeje. Terimakasih karena lu udah mengalah sama gua, lu merelakan cinta lu diambil sama gua. Gua berfikir bahwa gua mampu menjaga Jeje sampai tua, gu...