2

246 6 0
                                    

Untung nya hari ini adalah hari libur untuk Jeje, jadi sekarang dia lagi ada di dalam kamarnya, tiduran, dan tidak lupa dia juga lagi baca berita mengenai covid-19 atau biasa disebut corona.

Jeje merasa dia sangat buta dengan berita yang sedang booming baru-baru ini. Akhirnya dia memutuskan untuk membaca berita-berita yang sedang beredar sekarang.

Jeje POV

Oke, mulai sekarang setidaknya aku akan membaca berita walau sebentar, paling tidak aku jadi mengetahui perkembangan diluar sana dan aku juga jadi mengetahui penyebab dari penurunan keuangan di perusahaannya itu.

Aku mulai mencari-cari dulu apa itu Corona, lalu bagaimana cara mencegahnya. Apa dampak dari virus ini.

See, sekarang aku sedang membaca ciri-ciri jika kita terinfeksi virus ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See, sekarang aku sedang membaca ciri-ciri jika kita terinfeksi virus ini. Setelah aku baca-baca cukup mengerikan sih, apalagi aku sering sekali bertemu dengan orang banyak, meeting dengan orang-orang luar negri.

Tok tok tok

"Siapa?" Tiba-tiba suara pintu kamar ku berbunyi.

"Ini aku Riyana"

Ah, rupanya anak itu.

"Oh, iya masuk saja pintunya tidak aku kunci"

Ceklek

"HAI!!!  AKU MERINDUKAN MUUUU!!!"

"HEY, JANGAN BERTERIAK SAAT KAU SEDANG MEMELUK KU, TELINGAKU BISA SAKIT!" jawab ku tak kalah berteriak nya.

"Hei kamu saja berteriak"

"Ya mangkanya jangan berteriak, kan aku jadi mengikutinya"
"Ck sudahlah mau apa kamu kesini?"

Ya, sebelumnya aku perkenalkan dulu, dia Riyana. Sahabat ku sejak kecil, dia juga tetangga rumahku dan dia memang suka seperti itu. Dia gadis yang ceria dan selalu membuat ku tertawa saat berada di dekatnya. Dia juga gadis yang cantik, umurnya 3 tahun di bawah ku. Jadi, aku lebih menganggap nya sebagai adik kecil untuk ku, karena aku anak satu-satunya di keluarga Sushar ini.

" Ya ampun, adik mu ini merindukanmu. Apa tidak boleh aku main kesini, hm?" Jawabnya dengan posisi dia yang sekarang sedang berbaring di sampingku.

"Tidak seperti itu Ri, tadi sepertinya aku melihatmu membawa sesuatu. Bawa apa itu?" Tanyaku mengalihkan pertanyaan nya, sebab pertanyaan itu jika diteruskan bisa panjang dan membuat dia merajuk kepada ku.

"Ah ini? Ini ada kue buatan Mami untuk kakak dan yang lain. Tadi kue yang satunya sudah ku kasih kepada Bundamu"

"Terimakasih banyak adik kecil kuuu" jawabku sambil membuka bingkisan dari nya.

"Oh iya Ri, bagaimana kabar kakakmu? Sudah lama aku tak melihatnya" ya, jadi Riri (panggilanku untuknya) ini memiliki kakak laki-laki dan aku mengenalnya

Gara Gara Corona [Selesai!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang