Nayeon tersenyum lembut, tangan kirinya menenteng sebuah tas kecil berisi kotak bekal.
"Permisi."
"Ya? Ada yang bisa saya bantu?"
Resepsionis itu menyambut Nayeon dengan ramah.
"Ruangannya Seokjin dimana ya?"
"Oh, Pak Seokjin. Ada perlu apa ya, Mba?"
"Saya calon istrinya." Jawab Nayeon sambil tersenyum lebar.
"A-ah, maaf. Ruangan Pak Seokjin berada di lantai 16."
"Terima kasih."
Nayeon kembali melangkahkan kakinya. Masuk kedalam lift dan memencet tombol yang bertuliskan angka 16 diatasnya.
"Pak Seokjin?" Gumam Nayeon. "Kok lucu, ya?" Lanjutnya sambil tertawa pelan.
Sehari setelah wisuda mereka digelar, Seokjin langsung bekerja di perusahaan Ayahnya. Menjadi seorang manager dibawah pengawasan sang Ayah.
Tok. Tok.
Nayeon mengetuk pintu kaca itu dengan pelan. Ia bisa melihat Seokjin tengah serius dengan berkas-berkas dan laptop di depannya.
"Masuk." Sahut Seokjin dari dalam.
Seokjin masih belum sadar kalau Nayeon yang datang. Ia terlihat tampan dengan balutan jas warna hitam dan dasi ditubuhnya.
"Sayang?" Panggil Nayeon.
"Loh? Kamu ngapain disini?"
Nayeon mengernyit mendengar ucapan Seokjin. "Kamu?"
"Masih mau pake lo-gue aja?"
"Engga. Pake ini aja."
Seokjin tersenyum. Menyingkirkan sedikit kertas-kertas yang menumpuk dibawah lengannya.
"Jadi?"
"Kotak bekal. Buat kamu." Jawab Nayeon sambil menunjukkan kotak bekalnya.
"Emang udah waktunya makan siang, ya?"
"Udah dari tadi. Makanya jangan pacaran mulu."
"Pacaran sama siapa, sih?"
"Tuh." Tunjuk Nayeon pada meja Seokjin.
"Ck. Yuk, makan aja."
Seokjin menggeleng pelan sebelum menarik Nayeon kearah sofa yang ada diruangannya.
"Kamu masak sendiri?" Tanya Seokjin sambil membuka kotak bekal yang dibawa Nayeon.
"Iya." Jawab Nayeon. "Dibantuin Mamah tapi."
"Pantesan enak." Gumam Seokjin.
Maklum saja, Nayeon menggunakan pisau saja terbalik. Malah bagian atasnya yang digunakan untuk memotong. Mana mungkin bisa memasak seenak ini?
"Ngomong apa barusan?" Tanya Nayeon tajam.
"Engga." Jawab Seokjin cepat. Bisa gawat kalau Nayeon sampai mendengarnya. "Ngomong apa emangnya aku barusan? Ngga ada tuh."
Nayeon menatap Seokjin penuh selidik. "Awas aja kalo sampe ngomong macem-macem."
"Ngga ada. Kamu cantik."
"Cih." Decih Nayeon. "Sore ini jadi, kan?"
"Kemana?"
"Kemana?" Ulang Nayeon.
"Iya. Kemana? Emangnya kita ada janji mau pergi ya, sebelumnya?"
Seokjin menatap Nayeon sekilas. Mencoba mengingat, apakah Ia sudah berjanji akan mengajak Nayeon pergi atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life Bg. 2 [ Complete ]
Fanfictionkenapa semua hal didunia ini, selalu ngingetin gue sama kalian? Disarankan untuk membaca Our life sebelum membaca Our life Bg. 2 ini.