"Kook, gue duluan, ya?"
Jimin buru-buru bangkit dari duduknya setelah membaca sebuah pesan yang Ia dapat.
"Mau kemana? Kok buru-buru banget?" Tanya Jungkook pelan.
Mereka masih berada di rumah sakit. Sana sudah selesai diperiksa, dan kini semua orang sedang menjenguknya. Kecuali para laki-laki yang memilih untuk tetap diluar.
"Mina ada disini." Jawab Jimin.
"Ngapain?"
"Ngga tau. Makanya ini gue mau mastiin." Ucap Jimin. "Guys, gue duluan ya. Salam buat Kak Sana."
Tanpa menunggu jawaban, Jimin langsung saja berlari. Menyusuri koridor rumah sakit. Perasaannya berubah tidak karuan ketika Mina kembali mengirim pesan, dan isinya menyatakan kalau Mina sedang berada di rumah sakit sekarang.
Tentu saja Jimin panik. Terakhir kali Ia melihat Mina, kondisi gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
Jimin membuka pintu sebuah ruangan dengan kasar, membuat Ayah dan anak yang ada di dalam sana terkejut.
"Oh, Jimin?"
"Iya, Om."
Kyuhyun berjalan mendekat kearah Jimin, menepuk bahunya pelan sebelum pamit pergi.
"Titip Mina ya, Jim. Om masih ada pasien. Sekalian anterin dia pulang, bisa kan?"
"Bisa kok, Om."
Setelah Kyuhyun pergi, Jimin berjalan menghampiri Mina. Duduk di pinggir ranjang, menatap wajah itu lekat.
"Masih pusing?" Tanya Jimin sambil mengusap dahi Mina pelan.
"Sedikit." Jawab Mina lemah.
"Ngga perlu dirawat, kan?"
"Engga, kok. Papah sama Mamah cuma terlalu khawatir aja, jadi nyuruh gue buat ke sini."
"Syukur deh." Lega Jimin.
"Tapi lo cepet banget nyampenya. Ngebut ya?" Tanya Mina penuh selidik.
"Engga." Elak Jimin. "Gue emang kebetulan lagi ada disini."
"Ngapain?"
"Nganterin Kak Sana."
Mina mengernyit bingung. "Maksudnya?"
"Dia tadi dateng ke wisuda Kak Nayeon, terus karena belum sehat, jadinya ya, gitu."
"Sekarang gimana?"
"Udah baik-baik aja. Lo ngga usah khawatir."
Mina menghela nafas lega. Ia kemudian menyandarkan tubuhnya pada Jimin dan mulai melamun. Ada begitu banyak hal yang Mina pikirkan, termasuk kenapa Sana bisa sangat kesakitan seperti kemarin.
Mau bagaimanapun, mereka dulunya adalah sahabat. Tidak mudah melupakan ataupun sekedar mencoba untuk tidak peduli.
Semuanya tidak semudah itu.
"Kenapa, hm?"
Jimin merengkuh Mina kedalam pelukannya. Mengusap rambutnya dengan lembut lalu menumpukan dagunya diatas kepala Mina.
"Banyak yang gue pikirin." Jawab Mina pelan.
"Coba buat nyelesein satu per satu, dengan lo diem aja juga ngga akan ada yang berubah. Semuanya malah bertambah rumit."
"Gue lupa." Lirih Mina. "Gue lupa gimana caranya memulai kembali."
- - - -
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life Bg. 2 [ Complete ]
أدب الهواةkenapa semua hal didunia ini, selalu ngingetin gue sama kalian? Disarankan untuk membaca Our life sebelum membaca Our life Bg. 2 ini.