Tok. Tok.
Jeongyeon menoleh, sedetik kemudian pintu itu terbuka. Menampilkan kepala Namjoon yang menyembul masuk ke dalam.
"Udah siap belum?" Tanya Namjoon sambil berjalan masuk.
"Bentar lagi." Jawab Jeongyeon. Tangannya masih sibuk mengoleskan lipstick dibibirnya.
"Ngga usah cantik-cantik. Nanti banyak yang lirik, gue cemburu."
"Lo aja ganteng, masa gue buluk? Ngga malu?"
"Engga. Yang penting mereka ngga liat-liat lo." Balas Namjoon tegas.
"Kalo gitu, kenapa ngga pergi sendiri aja sih?"
"Ngga mau."
"Aneh banget." Gerutu Jeongyeon sebal. "Gue udah siap. Yuk."
"Yuk."
"Eeeeh, tunggu." Cegah Jeongyeon cepat.
Namjoon mengernyit. "Kenapa?"
"Lo tuh, mau ke acara pembukaan cabang baru. Tapi kenapa penampilan lo kaya gini?"
Jeongyeon menatap Namjoon dari atas sampai bawah lalu keatas lagi, sebelum menggeleng pelan.
"Liat nih, dasinya miring kaya gini." Tunjuk Jeongyeon pada dasi yang dipakai Namjoon. Memang terlihat sedikit miring.
"Ini juga. Jasnya dikancingin yang bener Namjoon. Biar rapih." Ucap Jeongyeon lagi, kali Ini tangannya bergerak mengancingkan jas Namjoon dengan benar.
"Rambutnya kurang bener ih, nyisirinnya."
Jeongyeon mengambil sebuah sisir kecil diatas meja, lalu mulai menata rambut Namjoon dengan pelan.
"Kalo kaya gini kan bagus. You look so perfect, baby." Puji Jeongyeon puas.
Entah sadar atau tidak, tapi sejak Jeongyeon mulai sibuk membenarkan penampilannya, Namjoon sama sekali tidak berkedip. Menatap wajah cantik itu dengan penuh kekaguman. Bahkan, tangannya melingkar dengan sempurna di pinggang milik Jeongyeon.
"Lo cantik." Puji Namjoon pelan sambil tersenyum manis. "Lo yakin, kita ngga mau sekalian nikah aja disini?"
Jeongyeon mendengus kesal. Topik itu lagi.
"Lo mau liat gue dikeroyok sama mereka gara-gara nikah ngga bilang-bilang?"
"Siapa tau aja kan, Jeong." Balas Namjoon santai. "Lagipula, lo cocok banget jadi istri gue. Bahkan sampe hal terkecil aja, lo perhatiin. Gue berasa kita udah nikah."
"Segitu kepengennya lo nikah sama gue?" Tanya Jeongyeon. Ia mendongak, menatap dalam netra milik Namjoon.
"Lo masih butuh jawaban?"
Bukannya menjawab, Namjoon malah balik bertanya. Ia membalas tatapan Jeongyeon tak kalah dalam. Satu tangannya terangkat. Mengelus pelan pipi gadis didepannya ini.
"Ayo pergi. Kita udah ditungguin." Ajak Namjoon. Ia berusaha untuk tidak tergoda dan berbuat terlalu jauh.
"Namjoon." Panggil Jeongyeon.
"Hm?"
Cup.
"Ayo nikah tahun depan. Disini."
- - - -
Seokjin berulang kali menghela nafas panjang. Ini memang bukan pertama kalinya, tapi rasanya tetap aneh. Apalagi setelah hubungannya selesai, dan Ia hanyalah orang asing di ingatan Nayeon. Tidak lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life Bg. 2 [ Complete ]
Fanfickenapa semua hal didunia ini, selalu ngingetin gue sama kalian? Disarankan untuk membaca Our life sebelum membaca Our life Bg. 2 ini.