Mina menghentikan langkahnya ketika melihat sekumpulan gadis SMA tengah berbincang bersama di salah satu sudut taman. Tiga dari mereka menggunakan dobok.
Lagi. Sesuatu yang dilihatnya kembali mengingatkan Mina kepada mereka.
"Kok berhenti?" Tanya Jimin bingung.
Ya. Mina sedang bersama Jimin. Berjalan mengelilingi taman kota, untuk menghilangkan sedikit kepenatan yang mereka punya.
"Lo liat itu." Tunjuk Mina. "Anak-anak itu, ngingetin gue sama mereka."
Jimin mengikuti arah pandang Mina. Gadis-gadis SMA itu terlihat bahagia. Meski lelah, tapi senyum dan tawa menghiasi wajah mereka.
"Dulu, gue juga sering kesini bareng Kak Jeongyeon sama Kak Sana. Selesai latihan, bukannya pulang, malah nongkrong dulu di sini. Kadang Kak Nayeon sama Dahyun sengaja nungguin kita selesai latihan, terus kesini bareng. Kalo udah kaya gitu, bagian Dahyun yang nelpon Jihyo sama yang lainnya. Nyuruh mereka buat nyusul kita kesini, dan berakhir kena omel sama Jihyo karena udah gangguin waktu belajarnya."
Mina mulai mengingat kenangan masa lalu mereka, ketika mereka masih duduk di bangku SMA. Terlihat sama persis dengan mereka yang Mina lihat sekarang.
Jimin mengelus punggung Mina lembut, lalu menariknya kedalam pelukan.
"You must stop it, Mina." Bisik Jimin.
"Stop what?"
"Berhenti bersikap seolah-olah itu bukan lo. Cuek, datar, dingin, itu bukan diri lo yang sebenarnya. Lo ngga bisa terus-terusan bersikap kaya gitu, sedangkan lo sendiri butuh, lo selalu inget sama mereka. Lo harus tau, Mina. Kemanapun lo pergi, kenangan itu akan terus ngikutin lo. Karena semua yang ada disini, penuh akan ingatan masa lalu kalian. Lo ngga bisa kabur. Coba buat nerima dan hadapi semuanya. Gue pasti bantu lo."
Mina mengeratkan pelukannya kepada Jimin.
Kalau boleh jujur, Mina juga lelah bersikap seperti ini. Mungkin Ia bisa, tapi setelah itu penyesalan segera menghampirinya.
Brug.
Seseorang tiba-tiba menabrak Jimin dari samping, membuat pelukan mereka terlepas.
"Maaf, maaf. Gue ngga sengaja." Ucap orang itu, tanpa menoleh kearah Jimin dan Mina.
"Jihoon?" Panggil Mina.
"Kak Mina? Bang Jimin?"
"Lo ngapain lari-lari gitu?" Tanya Jimin.
"Aduh! Iya, gue lupa." Jawab Jihoon, agak keras. "Bang, gue duluan. Oke? Gue buru-buru."
Jihoon hendak kembali berlari, tapi lengannya dicekal oleh Jimin.
"Mau kemana, sih? Buru-buru banget."
"Nanti aja gue jelasin. Jangan sekarang. Gue duluan. Sekali lagi maaf ya, Kak, Bang." Pamit Jihoon, lalu kembali berlari. Mengejar sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang.
"Siapa sih yang dikejar? Penting banget kayanya." Gumam Mina.
Jimin tidak menjawab. Ia membungkuk, mengambil sesuatu yang terletak tidak jauh dari kakinya.
Sebuah gantungan kunci berbentuk roti berukuran kecil, yang terbuat dari serat kaca.
"Mina, ini kan?"
Mina merebut benda itu dari tangan Jimin, dengan tidak sabaran Mina membalikkan gantungan kunci itu. Mencoba menemukan sesuatu yang lain.
Yooooda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life Bg. 2 [ Complete ]
Fiksi Penggemarkenapa semua hal didunia ini, selalu ngingetin gue sama kalian? Disarankan untuk membaca Our life sebelum membaca Our life Bg. 2 ini.