Bg.2 - Lima Puluh Empat

1.6K 235 15
                                    

"Sana, nyari apa?"

Sana menoleh, menghentikan sejenak kegiatannya. "Hah? Oh, Joy. Nyari obat gue, nih."

"Obat?" Tanya Joy, tangannya ikut mengobrak-abrik tas milik Sana. "Lo taruh di mana emangnya?"

"Ngga tau, apa jangan-jangan ketinggalan lagi?"

"Ck, lo ceroboh banget, sih?"

"Aduh, gimana dong, Joy? Gue harus minum itu obat tepat waktu." Panik Sana.

Obatnya tidak ada. Pasti tertinggal didalam laci kamarnya. Dasar ceroboh!

"Pulang gih, lo. Bawa mobil, kan?"

"Engga." Jawab Sana lemas. "Dibawa Tzuyu."

"Pake mobil gue aja, nih."

"Lo yakin? Emangnya lo juga mau pulang?"

"Engga. Gue masih ada bimbingan."

"Kalo gitu ngga bisa, dong. Nanti lo pulang naik apa coba?"

"Bener juga." Gumam Joy. "Terus gimana? Gue juga udah telat ini."

"Yaudah deh, lo pergi aja. Gue telepon Taehyung. Minta jemput ke dia."

"Lo yakin?" Ragu Joy.

"Iya. Udah sana, nanti kena omel lo."

"Yaudah. Kalo ada apa-apa, lo telepon gue aja, atau ke ruang dosen. Pura-pura ngapain gitu. Oke?"

"Iya."

Sesaat setelah Joy pergi, Sana langsung terduduk lemas di kursi. Ia sedang berada di koridor utama fakultasnya. Tidak ada orang, atau karena cuaca yang mendung, jadi orang-orang memilih untuk pulang lebih cepat? Entahlah.

"Duh, mana low lagi." Gerutu Sana kesal. "Gue harus cepet-cepet telepon Taehyung, sebelum mati ini hp."

Belum juga sempat menghubungi Taehyung, sebuah telepon masuk.

Dari Momo.

"Nih anak ngapain telepon gue segala, sih?" Kesal Sana, namun tetap mengangkat panggilannya.

"Hm." Sapanya cuek.

"Lo marah?"

"Menurut lo?"

"Maaf, gue-"

"Jadi? Kenapa nelpon?"

"Gue mau pinjem buku. Boleh ngga?"

"Lo dimana?"

"Depan rumah lo. Cuma kok sepi?"

"Ngga ada orang. Masuk aja, bukunya ada di atas meja belajar."

"Oke."

Setelah itu, terdengar suara pintu yang terbuka. Momo tidak mematikan sambungan teleponnya, begitupula dengan Sana. Ia sedang bingung, haruskah Ia meminta tolong kepada Momo untuk mengantarkan obatnya?

"Mo?"

"Loh? Gue kira udah lo matiin. Kenapa?"

"Bisa minta tolong, ngga?"

"Tumben izin. Kenapa?"

"Anterin obat gue ke kampus dong, gue ngga bawa mobil. Dibawa Tzuyu."

"Obat? Lo kenapa ceroboh banget, sih?"

"Bisa ya? Sekalian temenin gue ke rumah sakit. Mau check up. Kalo gue nyari taksi atau pulang dulu, kelamaan. Takut ngga keburu."

"Dimana obat lo?"

"Laci samping ranjang."

"Dapet. Tunggu disana."

Our Life Bg. 2 [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang