Bg.2 - Dua Puluh Satu

2.2K 220 5
                                    

"Kak, abis ngampus mau ke rumah sakit?"

"Jenguk Sana?" Tanya Jeongyeon memastikan. "Boleh. Sekalian gue mau semprot tuh anak. Bisa-bisanya, dateng kesini bukannya nyamperin kita, malah nginep di rumah sakit."

"Gue kemarin abis dari sana." Celetuk Dahyun.

Jeongyeon dan Jihyo serempak menoleh. "Gimana? Dia udah baikan?" Tanya Jihyo khawatir.

"Baikan gimana?" Ketus Dahyun. "Dia kemaren maksa dateng ke wisuda Kak Nayeon, terus tiba-tiba kesakitan gitu. Dan ya, berakhir kembali ke rumah sakit."

"Tuh anak bener-bener ya." Geram Jeongyeon. "Kenapa ngga pernah mikirin kesehatannya sendiri, sih? Kesel gue." Lanjut Jeongyeon sambil menggigit kasar roti milik Jihyo.

"Annyeong, gaiseuuuuu." Teriak Momo ketika memasuki kantin.

Gadis itu dengan seenak jidatnya duduk disamping Dahyun dan langsung merebut makanan milik Jihyo.

Dan lagi, Jihyo hanya bisa pasrah. Kelakuan mereka memang benar-benar luar biasa.

"Dari mana lo?" Tanya Dahyun.

"Hm?" Gumam Momo. "RS."

"Ngapain?"

"Ngelamar jadi perawat."

"Ngga nyambung sama jurusan lo, bego." Kesal Jihyo. Ternyata ada dendam yang tersimpan kepada Momo karena telah merebut makanannya.

"Iiih, kasar. Dede ngga suka." Ucap Momo. Bibirnya mencebik sok imut.

"Kantong kresek mana, kantong kresek? Udah diujung nih, gue. Mau muntah."

Jeongyeon berlagak mencari kesana-kemari. Meraba semua yang ada di meja, termasuk wajah Momo yang membuatnya kesal setengah mati.

"Haish!" Kesal Momo. "Jauhin tangan lo! Sebelum lo nyentuh gue, tangan lo itu harus bersih dari segala macam bakteri dan virus. Air yang lo pake buat cuci tangan harus disaring sebanyak 9 kali, karena kalo cuma 8 kali, ngga akan sempurna. Terus-"

"Terus, lo makan nih bakso sampe lo ngga bisa ngomong lagi."

Jeongyeon menyumpal mulut Momo dengan sebutir bakso berukuran sedang. Tanpa dipotong.

Terkadang memang teman bisa jadi sekejam itu.

"Ngga waras nih, orang." Ucap Dahyun sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Kak Ji, ada RSJ deket sini, nggak?"

"RSJ? Buat apa?" Tanya Momo setelah berhasil menelan bakso itu.

"Buat daftarin lo sebagai pasien disana." Ketus Dahyun.

"Jahat lo. Gue kan-"

"Berisik! Gila beneran lo kayanya." Kesal Jihyo yang sedari tadi hanya diam menyimak.

"Cih." Decih Momo karena merasa kalah telak oleh Jihyo.

"Btw, lo beneran daftar jadi perawat, Kak?"

Jeongyeon dan Momo menganga tidak percaya mendengar pertanyaan kelewat polos Dahyun, sedangkan Jihyo mengusap wajahnya kasar.

"Menurut lo?"

"Kok balik nanya?"

"Jadi, muka gue cocok gitu buat jadi perawat?"

Momo menumpukan wajahnya dengan telapak tangan, lalu mengedipkan matanya berkali-kali.

"Huh. Kayanya engga, deh. Bisa-bisa pasiennya mati semua karena ngga tahan liat wajah menjijikan lo itu." Cibir Dahyun, tidak tahan dengan kelakuan Momo.

Our Life Bg. 2 [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang