Bg.2 - Tujuh Puluh Empat

1.5K 239 33
                                    

In the other side, before Jihyo called Mina.

Taehyung tengah duduk sambil bersandar di kaki ranjang. Tangannya menggenggam erat sebuah foto. Dimana didalam foto itu terdapat dirinya yang sedang memeluk Sana dari belakang.

Hela nafas panjang berkali-kali terdengar dari mulut Taehyung. Sejak hari itu, Ia tidak pernah lagi datang ke rumah sakit. Bukannya tidak mau menemani Sana, hanya saja Taehyung takut. Sangat takut.

Taehyung takut, jika Ia datang kesana, sesuatu yang buruk akan terjadi. Sana akan merasa kesakitan lagi, dan berakhir meninggalkannya seperti saat di pantai waktu itu.

Seminggu bukanlah waktu yang cepat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Yang selama ini Taehyung lakukan hanyalah berdiam diri di kamar. menatap satu persatu foto Sana yang Ia punya. Baik yang berada di dalam handphonenya, ataupun yang sudah berbentuk polaroid. Taehyung sama sekali tidak pernah bosan, meskipun sudah memandangnya berkali-kali.

Tok. Tok.

"Tae, gue masuk, ya?"

Taehyung enggan menjawab. Meskipun dilarang, Seokjin pasti akan tetap masuk ke dalam kamarnya.

"Tae, lo ngga bosen di kamar terus? Ngga mau ke rumah sakit jenguk Sana?"

Seokjin berdecak kesal. Taehyung sama sekali tidak meresponnya.

"Tae! Lo dengerin gue ngomong ngga, sih?" Kesal Seokjin.

"Berisik, Bang." Ketus Taehyung.

"Tae. Lo ngga mau liat Sana? Ini udah hampir seminggu, loh. Dan lo baru sekali liat dia. Lo ngga kangen sama dia? Sana mungkin nungguin lo, Taehyung."

Taehyung bergeming. "Gue cuma takut, Bang."

"Apa yang lo takutin?" Tanya Seokjin tidak mengerti.

"Sana. Gue takut dia kesakitan lagi dan ninggalin gue, kalo gue dateng ke sana."

"Tae, otak lo dimana, sih? Heran gue." Omel Seokjin. "Berhenti berfikiran kaya gitu. Sana ngga akan ke mana-mana. Pergi ke rumah sakit dan jenguk dia. Kasih dia semangat. Lo satu-satunya orang yang dia sayang, Tae. Jangan kaya gini."

"Gue ngga mau."

Seokjin mengacak rambutnya frustasi. Ia memilih untuk keluar kamar sebentar. Mengambil sebuah liontin yang Sana titipkan padanya.

"Nih." Ucap Seokjin. "Dari Sana."

Taehyung mengernyit bingung. "Hm? Bukannya ini liontin yang dikasih sama bokapnya?"

"Iya."

"Kok bisa ada di lo?"

Seokjin terdiam beberapa saat.

"Sehari sebelum lo pergi sama Sana, dia ke sini." Ucap Seokjin. "Awalnya emang dia kesini buat ngomelin gue. Nyuruh gue buat baikan sama Nayeon, tapi ada satu kata-kata yang buat gue bingung sekaligus cemas."

"Apa?"

"Pergi tanpa ketenangan." Jawab Seokjin lemas. "Siapapun pasti bakalan bingung sama kata-kata itu. Tadinya dia bilang ngga papa, tapi gue paksa. Terus bukannya jawab, dia malah kasih liontin itu. Sana bilang, takut ngga sempet kalo ngasih secara langsung sama lo. Jadi, dia nitipin ke gue."

"Lo udah tau semuanya, tapi kenapa lo ngga ngasih tau apapun ke gue?" Tanya Taehyung kecewa. Ia merasa bodoh.

"Bukannya gue ngga mau kasih tau lo. Gue pikir, Sana udah bilang sama lo."

"Dia ngga bilang apa-apa sama gue, Bang."

Taehyung tersenyum sedih. Ia mengusap liontin itu pelan sebelum memakainya.

Our Life Bg. 2 [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang