Hampir Terperosok

12.8K 1.5K 155
                                    

"Heh, bangun. Kesenengan banget lo nyender di bahu gue." Jaemin mendorong kepala Nayla pakai jari telunjuknya. Sudah satu jam lebih Jaemin membiarkan Nayla bersandar di bahunya, sekarang baru terasa efeknya, bahu Jaemin jadi pegal pegal.

Jaemin dari tadi udah mau membangunkan Nayla tapi Jaemin nggak tega lihat muka Nayla yang kelihatan capek banget. Ini pertama kalinya Jaemin ngerasa kasihan ke Nayla, sebelum-sebelumnya Jaemin tega tega aja lihat Nayla tersiksa.

"Udah sampe emang?" Ucap Nayla dengan mata setengah terbuka, tangannya dengan reflek menggaruk-garuk lehernya.

"Udah masuk desanya." jawab Jaemin.

Nayla mengangguk sambil menguap cukup lebar yang membuat Jaemin ingin sekali menampar mulut Nayla yang terbuka lebar itu. "Jadi cewek ga ada anggun anggun nya banget." Batin Jaemin.

"Lo kalo nguap tuh tutupin napa, bau nya sampe sini." Jaemin sedikit memukul mulut Nayla, Nayla langsung mendelik tajam seolah ingin menerkam Jaemin saat itu juga.

"Sembarangan lo kalo ngomong, mulut gue ga bau ya!" Sungut Nayla begitu kesadaran Nayla sudah terkumpul semua.

"Yaudah." Kata Jaemin.

Nayla sudah merasa jauh lebih baikan dari sebelumnya. Memang sih tidur itu obat paling mujarab dari sakit apapun. Mata Nayla mengedar ke sekeliling, mereka sudah masuk ke desa yang terkena bencana. Hati Nayla ikut teriris melihat pemandangan yang sangat tragis itu, alam sudah seperti diobrak-abrik oleh takdir.

Sampai akhirnya mobil mereka satu persatu mulai memelan, semua orang mempersiapkan diri untuk turun. Nayla menguncir rambut sebahunya sebelum mendapat giliran turun.

Disana Nayla dan yang lain langsung disambut oleh tokoh setempat untuk diberi pengarahan. Nayla melempar senyum kepada warga desa yang terlihat sedang memperhatikan mereka dengan wajah sumringah.

Setelah beberapa menit di beri pengarahan, rombongan volunteer dibekali sepatu boot untuk masing masing orang, karena mengingat desa ini baru saja di guyur hujan deras beberapa jam yang lalu.

"Nay, gimana? Udah mendingan?" Yeri menghampiri Nayla yang sedang mengambil tas nya dari dalam mobil.

"Udah Yer," jawab Nayla. "Eh kok bisa sih jadi Jaemin yang ngasihin gue obat? Kan gue minta tolong nya ke elo." Nayla akhirnya mengungkapkan rasa penasaran yang sedari tadi berputar-putar di otak Nayla.

"Oh tadi itu gue ga sengaja pas pasan sama Jaemin, terus dia awalnya mau negur gue kenapa gue masih berkeliaran terus gue jawabnya mau ambilin obat buat lo, gue kira Jaemin mau marah ternyata dia malah nyuruh gue balik ke lapang dan dia yang bakal ngambil obat lo." Jawab Yeri yang cukup panjang.

Nayla menanggapi dengan membuat bulatan di mulutnya seperti huruf O. "Jaemin tuh dari kemarin aneh banget Yer, masa dia nawarin gue tebengan terus mau beliin gue nasgor, terus lo percaya ga tadi di mobil dia nyuruh gue tidur di pundaknya?" Nayla heboh membicarakan keanehan Jaemin yang menurut Nayla sangat diluar dugaan.

"Jangan baper lo di gituin Jaemin." Yeri meresponnya dengan gurauan yang berakhir dengan satu tinjuan cukup keras dari Nayla.

"Gila, amit amit dah jangan sampe." Nayla bergidik ngeri membayangkan--- ah bahkan Nayla nggak sanggup untuk membayangkan kemungkinan itu. "Gue kan sukanya sama Jungwoo bukan Jaemin." Sahut Nayla antusias karena semua aura positif dari Jungwoo seolah datang ke pikiran Nayla.

Siapa yang tak terlintas sedikitpun untuk menaruh hati pada Jungwoo? Dia ganteng, pintar, baik hati, ramah ke semua orang, pandai bergaul. Kayaknya Nayla perlu menyiapkan buku sendiri untuk menulis semua kebaikan Jungwoo. Nayla berani bertaruh ada banyak wanita yang berusaha untuk menarik perhatian Jungwoo termasuk dirinya.

KETOS | Na Jaemin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang