Sekarang udah masuk hari ketiga kita tinggal di desa ini. Di hari ini kita nggak akan keliling-keliling bantu warga kaya kemarin kemarin tapi hanya semacam doa bersama sekaligus penutupan.
Doa bersama dipimpin sama warga setempat yang di anggap paling ngerti masalah agama. Setelah selesai acara doa bersama, Jaemin sama Jeno maju buat menyampaikan pidato singkat sebagai penutupan.
Nayla jujur ngerasa sedih dan berat banget mau pisah sama warga disini. Mereka baik baik semua, bahkan kaya anggap kita tuh anak mereka sendiri. Baru tiga hari disini tapi rasanya sudah seperti keluarga bertahun-tahun.
"Saya selaku ketua dari penyelenggaraan acara bakti sosial ini mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada ucapan atau perbuatan kami yang kurang berkenan. Saya harap silaturahmi di antara kita semua dapat terus terjalin, dan saya akan terus berdoa untuk kebaikan desa ini." Ucap Jaemin.
Setelah ditutupnya acara doa bersama, kita semua mengemasi barang-barang masing-masing dan mengangkutnya ke dalam mobil.
Nayla yang baru saja menyimpan tasnya tiba tiba ponselnya bergetar dari dalam saku celananya. Dilayar ponsel tercantum nama Mama❤️, Nayla sedikit menjauh dari kerumunan lalu mengangkat panggilan dari mama nya itu.
"Halo ma?"
"Dek, ma—
"Hah? Apa ma? Ga kedengaran."
"Kamu udah pul—
"Pulang? Iya abis ini aku pulang— ish sinyalnya jelek ma disini."
"Dek? Kok suaranya–
Tut.
Panggilan terputus. Nayla menatap sebentar ponselnya yang sudah kembali ke menu home.
"Yer, lo pake kartu apa? Telkomsel kok ga ada sinyal ya?" Nayla menghampiri Yeri yang sedang berdiri disamping pohon.
"Sama Nay tadi nyokap gue telepon juga ga jelas malah putus putus." Yah Yeri sama pake Telkomsel lagi, Nayla bingung banget kok bisa kartu Telkomsel yang secara udah elit banget bisa nggak ada sinyal disini.
"Lah iya bener tadi gue juga gitu." Kata Nayla.
"Coba lo tanya anak laki deh, cewek cewek pada pake tsel soalnya." Saran Yeri. Nayla ngangguk kemudian hendak menghampiri Jeno yang sedang menaiki barang barang ke atas mobil.
"Jen, kartu lo apa?" Tanya Nayla.
"Indosat, kenapa?" Jeno menatap Nayla dan berhenti menaiki barang barang.
"Ada pulsa nya ga? Mau pinjem nelepon nih gue, tadi mama sempet telpon tapi suaranya putus putus gitu." Ucap Nayla.
"Yaudah gih pake aja nih, password nya 73110." Jeno memberikan ponsel berwarna hitam miliknya kepada Nayla. Nayla tersenyum singkat sambil mengacungkan jempol tangannya lalu menjauh sedikit dari tempat Jeno berdiri.
Nayla memasukkan nomor mama nya kemudian Nayla memencet ikon telepon berwarna hijau untuk menyambungkan telepon.
"Halo ma. Ini Nayla, pake hp temen."
"Oh iya dek, hp kamu emang kenapa? Tadi mama telpon kok putus putus?"
"Sinyal disini jelek ma, untung temen aku bisa dimintain tolong."
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS | Na Jaemin ✅
Fanfiction❝Lo tuh jauh banget dari tipe ideal gue Nay. Lo bego, ceroboh, cengeng, nggak bisa jaga diri, keras kepala, pemarah. Entah gimana awalnya tapi gue ngerasa kalau gue emang harus ngelindungin lo Nay.❞ 💞 start writing; 15th of March, 2020. 💞 finished...