Sembilan

134 10 0
                                    

Beni membawa tasya ke rooftop karena di sini sepi dan membuat mereka bebas  ingin membicarakan apa saja tanpa didengar oleh orang lain.

Beni pun mengajak Tasya duduk di sebuah sofa yang cukup untuk 2 orang.

"Lu engga papa kan?"Ucap Beni dengan nada sedikit khawatir namun setelah menyadari kalau dia khawatir Beni pun langsung menetralkan ekspresi nya.

"Hm,maksud gue lu engga di apa-apain sama Lita"Tanya Beni dengan pandangan lurus ke depan.

"Hehehe,iya kak aku tahu kok engga mungkin cowok es kaya kakak perduli sama perempuan kaya aku,aku engga papa kok kak"Ucap Tasya dengan kekehannya.

Beni pun tertegun dengan ucapan Tasya tapi biarkan lah saja memang selama ini Beni seperti itu dan langsung menormalkan wajah nya kembali menjadi datar"Oh bagus".

"Iya, ya udah ya kak aku ke kelas dulu ya kak"Ucap Tasya.

"Hm"

Saat tasya ingin pergi dari situ tiba-tiba tangan nya tergores oleh paku yang menancap di kayu yang mengakibatkan tangan nya mengeluarkan darah segar.

"Stttt,"Rintih Tasya kesakitan.

Saat Beni berjalan menghampiri Tasya mata elang Beni membelalak kaget darah segar keluar dari tangan Tasya.

"Lu engga papa, gue bawa ke UKS ya"Ucap Beni sambil memegang tangan Tasya yang berdarah.

"Engga papa kok kak udah biasa"Ucap Tasya sambil tersenyum kepada Beni yang membuat Beni terpesona sesaat dengan kecantikan wanitanya saat tersenyum,namun detik berikut Beni langsung tertuju pada tangan Tasya yang berdarah.

"Engga ini harus dibawa ke UKS"

"Tap-"

"Jangan protes"Ucap Beni sambil menarik tangan Tasya menuju ke UKS.

Skipp UKS

"Kalian keluar semua"Ucap Beni dengan nada super dinginnya yang membuat semua orang bergidik ngeri.

"Ta-pi kak ki-"Ucap salah seorang penjaga UKS.

"GUE BILANG KELUAR"Bentak Beni yang menatap semua penjaga tajam.

Yang membuat semua penjaga UKS pergi dari tempat itu dari pada dia jadi samsak dadakan yang lebih baik keluar aja.

Tasya yang melihat hal tersebut sudah terbiasa dengan suara-suara bentakkan seperti itu karena dia memang dulu nya memang suka membentak dan di bentak jadi biasa saja.

"Duduk"Ucap Beni sambil melepaskan tangan Tasya yang sendari tadi digenggamnya.

Beni pun pergi mengambil peralatan P3K untuk mengobati luka tasya.

"Sini tangan lu"Ucap Beni sambil menarik tangan Tasya.

"Lu tuh harus nya hati-hati!jalan tuh pake mata kalau ada paku!untuk aja cuma ke gores kalau sampai dalam bagaimana?"Omel Beni.

"Ya makanya itu cuma ke gores jadi engga perlu di obatin kak"

"Engga perlu bagaimana!hah!entar kalau infeksi bagaimana?di amputasi gimana?emang lu mau tangan lu hilang satu?engga kan?makanya itu harus hati-hati hal kecil jangan di biarin aja kalau dibiarin makin besar bagaimana?entar kan lu yang sakit sendiri"Omel Beni sambil memasang perban ditangan Tasya.

Tasya yang melihat itu pun hanya tertawa pelan dan tersenyum melihat seorang BENI yang sangat dingin,cuek,muka tembok,sekarang khawatir pada dirinya .

"Kenapa senyum?gue tahu gue ganteng"Ucap Beni membereskan alat-alat P3K dan mengembalikannya ke tempat semula.

"Idih ge'er"

TASYA(SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang