4

4.2K 223 14
                                    

11.45 PM

Seorang gadis sedari tadi masih berkutat dengan tugas-tugas dan juga proposalnya, wajar saja Graciela sudah menjabat sebagai ketua osis selama 2 tahun ini. Ia melawan semua rasa kantuknya sekuat tenaga, sesekali ia menyeruput kopinya untuk meredakan sedikit rasa kantuknya.

Setelah satu jam berjalan, Graciela bernafas lega, “Selesai juga akhirnya...” ujarnya lelah. Dengan tenaga yang tersisa, ia merapikan semua buku-buku dan alat tulis lainnya lalu ia masukkan ke dalam tas sekolahnya. Uh lelah!

“Belum tidur juga Lo?” tanya seseorang dengan suara parau.

“Belum, ini baru mau tidur.” jawab Graciela.

“yaudah tidur, jangan lupa sambil napas.” ujar Clarissa asal.

Graciela pun langsung merebahkan dirinya di atas ranjang kesayangannya itu, baru saja menyentuh selimut lembut itu, Graciela langsung tertidur pulas dan masuk ke alam mimpinya.

                  🐰🐰🐰

Sedangkan seorang gadis sedari tadi sibuk memainkan ponselnya, iya ia adalah Meldia. Dirinya yang menemani Refan di rumah sakit, entahlah ia akan sekolah atau tidak besok.

“Engga pulang, Li?” tanya Refan.

Meldia tersentak, ia yang tadinya sedang membaringkan tubuhnya di sofa langsung mengubah posisinya menjadi duduk. “Eh enggak, Kak Refan kan gak ada yang nemenin.” ujar Meldia.

“Lo kan capek,” ujar Refan.

Tiba-tiba saja Meldia beranjak berdiri dan mengambil sesuatu di atas nakas, ia duduk di samping ranjang Refan. “Kak Refan makan dulu ya, dari tadi belum makan kan?” tanya Meldia.

Refan menatap lekat wajah Meldia yang kini cukup dekat, sedangkan Meldia sibuk berdoa dalam hati dan berusaha mengatur detak jantungnya. “Muka Lo merah, Lo sakit?” tanya Refan.

Dah lah.

Meldia memalingkan wajahnya, “Ah enggak kok gak apa-apa, nih kan makan dulu.” ujar Meldia sambil memberikan kotak makannya.

“Suapin lah, masa makan sendiri.” ujar Refan meledek.

“Tapi sebelum itu kakak harus tahu dulu, biasanya saat kita deket sama orang yang kita suka, detak jantung kita lebih cepat dari biasanya.” ucap Meldia.

Refan mengernyit bingung, “Terus?” tanyanya heran.

“Tuh liat, detak jantung kakak di EKG.”

Refan tersenyum senang, ”mesin EKG aja tahu kalo gue suka sama Lo,” ucap Refan. Meldia ikut terkekeh, ia tidak kaget saat tahu Refan menyukainya karena ia juga memperhatikan mesin EKG itu. Saat ada Graciela Dan Clarissa, angka yang tertera hanya 80-90. Tapi saat di ruangan itu hanya ada mereka berdua angka itu akan naik menjadi 100-200.

“Jadi lu mau kan jadi pacar gue?” tanya Refan.

Meldia mengangguk, “mau deh, nanti kalo ditolak tembok rumah sakitnya ditonjok lagi.” ujar Meldia meledek. Refan menggengam tangan Meldia dan mengecupnya pelan, “Makasih.” ujarnya.

( JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!)

My Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang