39

760 57 5
                                    

"So? Welcome back Algetta Yuniwardi Hergon."   ucap Graciela sambil bertepuk tangan.

Terdengar suara tepukan tangan susulan dari arah belakang Getta.

"Bales dendam kok caranya murahan banget. Orangnya aja murahan, cara bales dendamnya juga pasti murahan lah. Eh, ups. Keceplosan." celetuk Reva pedas lalu meletakkan telapak tangannya di depan mulutnya seolah ia sedang salah bicara.

Getta mengepalkan tangannya erat, menahan amarah. Kemudian ia mengangkat tangannya untuk menampar Reva.

Plak!

Kepala Reva menoleh ke samping, menahan rasa panas di pipinya.

Graciela menggeram emosi, lalu ia menampar Getta lebih keras sehingga Getta terjatuh. "Berani lo nampar dia hah?! Dasar plastik murahan." sinis Graciela.

Graciela tersenyum miring, lalu menepuk tangannya 3 kali. "Muncul girls, kali ini gue butuh keahlian ngebully lo."

Seketika Aura dkk muncul dan bertos ria dengan Graciela. "Gue pastiin lo puas dengan keahlian gue." ucap Aura.

Graciela menepuk bahu Aura pelan, "gue serahin ke lo." ucapnya pelan lalu pergi meninggalkan kantin diikuti Alvin, Clarissa, Meldia, Rendy, Refan, dan Kelvin.

Aura tersenyum lebar, "asiyapp!" serunya riang. Tak lama, senyum lebarnya berubah menjadi seringaian, "maju girls."

Di koridor, tampak Graciela dan Clarissa sedang menggaruk garuk wajahnya, gatal. "Nyet, lo serius itu si Getta Getta itu jadi bahan bullyan Aura?" tanya Rendy.

"Untuk kali ini gue ijinin mereka. Lain kali jangan harap." jawab Graciela masih setia menggaruk bagian wajahnya.

Alvin menahan tangan Graciela yang terus menggaruk, begitu pula Rendy pada Clarissa.

Graciela berusaha melepaskan tangannya, "Viin, gateel. Panaass." rengek Graciela yang terlihat sangat amat menggemaskan.

"Kita pulang ya?" rayu Alvin diangguki Graciela.

"Reeen, panass hiks." rengek Clarissa dengan mata berkaca kaca. Rendy menghembuskan nafas kasar, "yaudah ayo pulang." putus Rendy sambil terus mengusap wajah Clarissa yang memerah.

"Nanti biar gue yang urus ke guru piket." usul Meldia diangguki Refan, dan Kelvin. Kemana kawan kawan Graciela? Mereka memilih mengisi perut di kantin sambil menonton pertunjukan gratis.

Setelah mengambil tas masing masing, Alvin, Rendy, Graciela beserta Clarissa menuju ke parkiran. Tak lupa ia memberi tahu anak anak osis untuk menghubunginya jika terjadi apa apa atau butuh bantuannya.

Kini Alvin beserta Graciela berada di dalam mobil, Alvin sedang melakukan negoisasi dengan Graciela agar mau di bawa ke rumah sakit.

"Gue bilang gamau Al! Mau pulang!" rengek Graciela yang sudah kesekian kalinya. Jika sudah begini mau apa? Tidak ada pilihan selain mengalah.

Alvin mengangguk pasrah, tangan kanannya memegang setir mobil, sementara tangan kirinya mengusap usap kepala Graciela lembut sambil sesekali mengecup puncak kepala Graciela.

Tak lama terdengar nafas Graciela yang sudah teratur menandakan bahwa gadis itu sudah berada dalam dunia mimpinya.

Alvin tersenyum, lalu kembali menyetir.

Ngomong ngomong, motor mereka berdua udah di bawa pulang sama orang suruhan Alvin.

Mau tau gimana ceritanya Graciela kerja sama bareng Aura?

Flashback on

Setelah melihat teman temannya sudah masuk ke kelas, Graciela menelfon Aura untuk menemuinya di rooftop dalam 5 menit. Dengan ancaman tentunya.

My Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang