40

719 51 0
                                    

17.30 p.m

Terlihat seorang gadis tengah menggeliat di tempat tidur, perlahan matanya terbuka. Graciela mengubah posisinya menjadi duduk, lalu menyadari bahwa ia masih menggunakan seragam sekolah. Tiba tiba Graciela menjerit.

Bagaimana tidak? Nyawanya saja belum terkumpul sempurna sudah disuguhi pemandangan Alvin dengan dada yang tidak tertutupi sehelai benang.

Alvin menoleh, "udah bangun?" tanyanya dengan tangan masih mengeringkan rambut nya dengan handuk.

Merasa gregetan dengan cara Alvin mengeringkan rambutnya, Graciela bangkit dari ranjang dan menengadahkan tangannya bermaksud meminta handuk yang di pegang Alvin.

Tak paham dengan maksud Graciela, ia malah menggandeng tangan Graciela membuat gadis itu berdecak sebal. "Handuknya, bukan tangan lo."

Alvin terkekeh, "bilang dong." ucapnya lalu memberikan handuk yang berada di tangan kirinya. Graciela mengambil handuk itu, lalu hendak mengeringkan rambut Alvin tapi tidak sampai karena tingginya hanya sebahu Alvin.

"Nunduk dikit dong." rengek Graciela, Alvin terkekeh gemas lalu menundukkan badannya sedikit. Graciela mulai mengeringkan rambut Alvin dengan handuk.

Perlahan Alvin melangkah maju membuat Graciela refleks mundur sampai ia terpojok di tembok. Alvin menarik pinggang Graciela hingga tidak ada jarak di antara keduanya. Tanpa aba aba, Alvin menempelkan bibirnya dengan bibir Graciela dan membuat pergerakan perlahan. Graciela terkejut atas pergerakan tiba tiba Alvin hingga sempat membuat dirinya memberontak beberapa saat.

Sepersekian detik kemudian akhirnya Graciela terbawa permainan Alvin. Merasa oksigen di sekitarnya mulai menipis, Graciela memukul pelan dada telanjang Alvin agar laki laki itu melepaskan tautan mereka.

Alvin melepas tautan bibir mereka lalu berbisik tepat di telinga Graciela, "manis. As always." bisik Alvin sukses menimbulkan semburat merah di pipi gadis itu. Lalu Alvin berlalu ke ruang tamu untuk menonton tim sepak bola favoritnya bertanding.

Selepas Alvin pergi dari kamar, Graciela mendesah lega. Graciela bergegas mengganti bajunya dengan tanktop hitam dan hotpants. Lalu berusaha untuk tidur, tapi nyatanya tidak bisa.

"AYO WEH JANGAN KEBOBOL!"

"ANJIR ITU KIPPERNYA GIMANA SIH?"

"DIKIT LAGI!!"

"YESS!! GOOLL!!!"

Suara ribut siapa itu? Alvin tentunya.

"Al." panggil Graciela dengan nada merengek sambil datang menghampiri Alvin dengan wajah cemberutnya.

Alvin menoleh ke arah Graciela lalu meneguk ludah kasar, Alvin segera memalingkan wajahnya. Oh tidak, ada sesuatu di bawah sana yang sudah mengeras.

Dengan gugup Alvin menjawab Graciela, "k-ken-kenapa?"

Graciela mendudukkan dirinya di lantai sambil mengucek mata, "ngantuk, tapi ngga bisa tidur." rengek Graciela.

Seketika layar televisi yang menampilkan acara pertandingan tim sepak bola favoritnya terasa bosan. Alvin mematikan tv dan beranjak bangun dari sofa menghampiri Graciela. "Ayo." ajak Alvin sambil mengulurkan tangannya bermaksud untuk menggandeng tangan Graciela.

Graciela menggeleng, "gendong." pintanya sambil merentangkan tangannya. Ingin rasanya Alvin mengurung istri lucunya ini agar hanya dirinya yang bisa melihat tingkah istrinya. Alvin meraih tubuh Graciela lalu menggendong Graciela layaknya koala.

Saat hendak menaiki tangga, terdengar nyanyian bel rumah yang menandakan ada yang berkunjung. Berhubung para asisten di mansion Graciela sedang ada urusan, terpaksa Alvin melangkahkan kakinya untuk membuka pintu dengan Graciela di gendongannya.

"Siapa?" tanya Alvin sambil membuka pintu.

Terlihat wanita paruh baya beserta gadis yang terlihat lebih tua dari Alvin dan Graciela, dan satu anak lelaki yang nampak lebih muda dari pasutri tersebut melongo di depan pintu menatap pasutri tersebut.

Siapa yang kaget ngeliat Graciela manja hayo? Sampe dia keciduk.

Keep vomment guys.

Maaf baru up, soalnya ideku buntu.

My Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang