24

1.7K 117 3
                                    

  "Thanks." ucap Graciela dengan senyum yang tipis, sangat tipis.
"Anytime baby." balas Alvin lembut lalu menjalankan mobilnya menjauh dari pekarangan rumah Alvin.

Di tengah jalan, handphone Graciela berdering ria menandakan ada panggilan masuk. Graciela segera merogoh kantong roknya untuk mengambil handphonenya, setelah melihat layar ponselnya Graciela memutar bola mata, ternyata teman temannya.

Graciela mengangkat panggilan tersebut dan nampaklah wajah teman temannya.

"HEYYO!" teriak Rania, dari Prancis.

"Damn. Dont yelled in plane lol! Im using my headphone and you yelled? Damn. My ears help." keluh AJ, dari Jerman.

Rania meminta maaf sambil menggaruk tengkuknya, "Hahahah sorry."

"Heyyo. Y'all have get off right?" sapa dan tanya Graciela.

"Of course Gracy." jawab mereka serentak.

Zani, teman dari India akhirnya angkat suara, "Are you didn't look where are us now? Look. Bliss is beside me haha." ucap Zani.

"Yeah Zani is beside me but we talk on vc. Its like idiot people Hahah." sambung Bliss.

"Im in your beside too." ucap Rishal, teman laki dari India.

Tampak Bliss sedang menengok sana sini untuk mengetahui dimana Rishal, "No lol. Where are you dude?"

"Damn, he is there bish! Why you look like an idiot people? You hold your phone and you look away to other side." ucap Zani menunjuk bangku urutan 2 dari bangku Bliss.

"Aah there are you. Sorry hahahah." ucap Bliss.

"Woah? Three guys are together." ucap Vanessa.

"Yeaahh." jawab mereka serentak.

Graciela bertanya sambil melihat jam tangannya, "when y'all arrive? I'll take y'all."

"Maybe at 10? I dont know. But we'll  call you if we have arrive." jawab Enna.

Graciela mengangguk mengerti, "okie."

Lalu Alvin bertanya tanpa menengok, "siapa?"

"Temen temen gue." jawab Graciela.

"Hey, sounds like boy. Who is he?" tanya AJ.

Graciela kembali menengok ke layar, "ahh? He? I'll show y'all to him." jawab Graciela mengarahkan kamera ke Alvin.

"Vin." kode Graciela.

Alvin yang mengerti,menengok ke layar "Hello. Im Alvin, Nice to meet y'all." sapa Alvin lalu kembali menyetir.

"U will be El's hubby right?" tanya Rania.

"Woaaah he's cuteeee." komentar Zani.

"Yes he is. Omooo he is so handsomee right? You are lucky El!" sambung Enna.

Alvin kembali menjawab, "yes, i'am."

Graciela mengarahkan kamera ke dirinya, "Hey Zani, remember u have Kookie hahah. Enna, you always like that if meet a handsome guy bish. Damn it."

"HAHAH TRUE AF! BHAHAH." tawa lainnya serentak.

Enna senyum namun protes, "and why? Hahah."

"Wait i'll call y'all later. Bye see y'all later." ucap Graciela lalu mematikan panggilan tersebut.

"Hebat lo bisa temenan sama orang luar ya. Gue juga mau." iri Alvin sambil menyetir.

Graciela mengikat rambutnya ke atas hingga membentuk ekor kuda sambil berkata, "Lo mau? Lo bisa masuk grup gue. Kalo mau."

"Oke, thanks. Udah sampe." ucap Alvin.

Graciela kaget, cepat sekali. "Ah? Udah? Lo mau mampir atau langsung? Thanks ya." ucap Graciela.

"Gue langsung aja. Takut dicurigain nenek lampir." jawab Alvin.

Sebelum keluar, Graciela mencium pipi Alvin sekilas "Thanks."dan langsung keluar. Membuat sang empunya pipi kaget dan tersenyum kecil.

Alvin memutar balikkan mobilnya menuju rumah dengan hati senang.

                            🐰🐰🐰

Graciela membuka pintu apartemen dan sukses membuatnya melotot. Anak curut ini....

"CLARISSA! MELDIA! REFAN! KELVIN!" teriak Graciela menggelegar membuat beberapa gelas pecah dan membuat para anak curut melompat kaget dan mematung seketika.

"APA APAAN INI HAH?! GUE PERGI SEBENTAR BUKANNYA BANTU BERESIN ATAU APA MALAH BEGINI HAH?!! BAGUS! LANJUTIN AJA SEMUA!! BIARIN GUE JADI BABU!! PUAS LO SEMUA?!!" bentak Graciela garang dengan wajah merah menahan emosi.

"Ma...maaf La." ucap semua nya menunduk.

Graciela hanya mengacuhkannya dan pergi ke kamar lalu membanting pintu keras sekali.

Bayangkan saja, sampah dan saos berceceran di lantai, air dimana mana, tepung dimana mana, barang berantakan, dan buku kesayangan Graciela robek.

"Anjir bukunya Ciela!" ucap Meldia menyadari buku kesayangan Graciela robek.

Refan mendesah antara bingung dan takut. Masalahnya itu buku sangat penting. Mereka dalam masalah besar sekarang. Mereka harus apa? Jika Graciela seperti itu maka sudah susah untuk dibujuk.

Tak lama Graciela keluar kamar membawa koper kecil.

Meldia dan Clarissa mencegah Graciela. "La, lo mau kemana?"

Graciela yang sudah terbawa emosi menjawab dengan dingin, "emang lo masih peduli?" lalu pergi melengos begitu saja, jangan lupa ia menutup pintu dengan keras.

"Masalah besar..." Lirih Refan.

Ya memang, masalahnya buku itu sangat sulit didapat. Apalagi buku itu dari Mamanya. Graciela sudah merawat buku itu dengan sangat baik dan dihancurkan begitu saja.

Meldia angkat suara, "kita minta cari aja itu buku. Dibenerin pun percuma."

"Ciela ga gampang percaya, ditambah itu buku dari Mama kan? Mau gimana pun bakal susah. Apalagi Ciela lagi stress. Mati sudah." sahut Clarissa.

Kelvin mengambil sapu dan pel. "Mending kita beresin dulu. Masalah itu bisa kita diskusiin nanti."

Semua mengambil  napas panjang lalu mulai membersihkan semua kekacauan yang telah mereka buat.

                          🐰🐰🐰

Alvin baru selesai membuat camilan, karena ia tidak ada kerjaan lain. Yang lain sedang pergi. Mama? Kerja. Papa? Kerja. Michelle? Kerja kelompok. Arkan? Ke rumah temannya. Alhasil dia sendiri.

Handphonenya berdering menandakan panggilan masuk. Segera saja Alvin mengambil handphone dan boom! Dari Graciela. Ia melepas sarung tangan untuk mengambil loyang panas dari dalam oven lalu menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Ya?" sapa Alvin.

"Lo dimana?" tanya Graciela dengan suara datarnya.

Pasti ada masalah lagi ni anak. "Gue dirumah. Kenapa?" jawab Alvin.

"Lo bisa mansion gue ga? Gue kirim alamatnya. Apart gue diberantakin." pinta Graciela.

Tanpa pikir panjang, Alvin menjawab "Oke. Kirim nanti gue kesana."

"Thanks. Bawa seragam lo. Nginep aja." pesan Graciela.

"Oke, gue siapin dulu. Bye."

"Bye."

Dan....






























panggilan pun terputus.

Alvin segera ke kamar dan menyambar baju santai dan seragam ke tas kecil. Jangan lupa buku pelajaran dan langsung menuju mobil, pastinya tidak lupa memberitau keluarganya.

Saat Alvin mengecek handphonenya, ia melihat lokasi yang dikirim Graciela. Dan boom! Cy's Mansion. 














Akhirnya up:'



My Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang