45

399 23 1
                                    

"HEH INI KANTOR GUE BERASA PANTI JOMPO ANJING!" Pekik Graciela mengomeli teman teman termasuk suami dan adik-kakaknya.

Ya gimana gak ngomel kalo ruangannya yang udah rapi, estetik, semriwing sekarang berantakan total. Tidak ada lagi kata kata rapi, estetik dan semriwing.

Untung mama mertua udah pulang, katanya sih papa mertua udah pulang minta di kelonin. Tinggal para remaja jompo yang tersisa di kantor keramatnya yang sudah berubah menjadi panti jompo.

Yang ada hanyalah ruangan yang sekarang sudah mirip panti jompo. Bahkan rasanya panti jompo lebih rapi daripada keadaan ruangannya sekarang.

Ya lihat saja, bungkus chiki dimana mana, kaleng soda berserakan, bir kalengan juga, tisu dimana mana, karpet bulu yang terletak rapi di tengah ruangan sekarang tergeser hingga dibawah mejanya itu.

Juga para manusianya, ada yang rebahan di lantai dengan tidak estetiknya, ada yang menonton drama ftv, main tiktok, nyanyi nyanyi berasa di karaoke, main kartu uno. Gimana nggak tertekan Gracielanya?

Bahkan si Dwi yang tadinya anteng makan jengkol sekarang sudah rebahan di lantai bersama Gisa yang ketiduran karena mabuk bir. Eran, Rey, Niel, Bara, Shena dan Michelle yang wajahnya sudah cemong gara gara bedak bayi.

Dan Alvin--entahlah, dia rebahan dengan posisi tengkurap dan iler yang mengalir di sudut bibirnya itu.

Graciela memijat pelipisnya, merasa pening dengan kelakuan para remaja jompo yang ada di ruangannya.

Kalo saja ini bukan kantor keramatnya, Graciela tidak perlu repot repot menahan diri untuk menempeleng para manusia tidak tahu malu ini.

Kek--ayolah, ini kantor berasa rumah sendiri. Ini kalo karyawan kantor tau, image Graciela bisa hancur. Kentara sekali di wajah mereka tidak ada rasa bersalahnya sama sekali. Kan bisa gitu bobroknya ditahan dulu, nanti bisa dilanjut di mansion Graciela.

"Sabar yang," kalem Alvin yang baru keluar dari dunia mimpinya. Graciela menatap sengit Alvin, "sabar gimana anjeng?!! Ini ruangan gue udah gak berbentuk setann!!" maki Graciela.

Shit, kepalanya kembali merasa pusing. Wajahnya juga tampak memucat. Kenapa harus kumat sekarang sih? Kerjaannya ini belum selesai semua.

"Pusing lagi? Makanya jangan ngeyel mau ke kantor. Pusing kan," omel Alvin sambil meraih obat Graciela yang ada di dalam tasnya dan langsung ia kasih ke Graciela.

Menerima obat dari Alvin, Graciela langsung menelan obat tersebut dan memejamkan matanya berharap obatnya segera bekerja.

Melihat Graciela yang tampak menahan pusing, Alvin meraih kepala Graciela dan menyenderkan kepala Graciela di dadanya lalu mengelus elus kepala istrinya itu dengan lembut.

Niel yang melihat kemesraan antara suami sahabatnya bersama sahabatnya merasa jengah, "TOLONG YEUU KALO MAU MESRA MESRAAN TEH JANGAN DI DEPAN SAYA! DURHAKA KALIAN SAMA JOMBLO."

Shena melirik Niel malas, "makanya punya pacar, biar bisa mesra mesra."

Niel menatap sengit Shena, "bacot lo."
Umpat Niel sambil menyambit Shena dengan kulit kacang.

Shena melotot lalu mengambil high heels nya dan menabok kepala Niel jengkel.

"Shhh setan!! Sakit anjing. Udah di fitrahin nih. Rey pacar lo nih jinakin." Umpat Niel mengelus elus kepalanya.

Rey menabok Niel dengan keras, "lo kata cewek gue singa pake dijinakin segala?" Sengit Rey tak terima.

Saat memejamkan mata, tiba tiba perasaan Graciela sangat tidak enak. Pikirannya hanya tertuju ke Clarissa sampai tidak sadar bahwa dirinya berkeringat, pucat dan gemetaran.

Alvin yang melihat Graciela seketika panik, "kenapa kenapa?" Tanyanya panik.

Graciela mencengkeram tangan Alvin, "Clarissa, Clarissa--" gumamnya gemetar. Ia hanya menggumamkan nama Clarissa.

Alvin melotot, "WOI KE APART CLARISSA SEKARANG!!" Teriaknya panik sambil berusaha memapah Graciela ke mobil untuk menemui Clarissa.

"CLARISSA KENAPA WOI??" sahut Niel berteriak panik juga sambil meraih jaket dan kunci mobilnya.

"MANA GUE TAU ANJING!" bentak Alvin tidak sadar karena panik melihat istrinya ini gemetaran sambil terus menggumamkan nama Clarissa.

Niel menatap ke belakang, "BAR! BANGUNIN GISA CEPET KALO GAMAU DITINGGAL!"

"NIEL, CLARISSA KENAPA?" tanya Shena sambil terus berlari mengimbangi langkah teman-temannya.

"Jangan tanya sekarang sayang, semua lagi panik." Ucap Rey menenangkan Shena yang ikutan panik.

Nahloh, Clarissa kenapa? Tebak dong di kolom komentar. Maaf aku baru update, baru sempet megang wattpad.

My Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang