Dhani merebahkan asal badannya di kasur. Dia baru aja pulang dari sekolah buat ngambil nilai.
"Huaa panas bangettt gada yang peka ngasih minum," Keluh Dhani ntah pada siapa.
Pasalnya Dhani lagi sendirian sekarang, Tian dan Dyra masih di kantor sedangkan Rama pergi ke rumah Anjas buat liat dede bayi.
Dhani memejamkan matanya saat tiba-tiba rasa sakit kembali menyerang kepalanya.
"Ssshh.." Desisnya seraya menekan pelipisnya menggunakan ibu jari dan telunjuknya.
Sejak Dhani masuk SMP dia seringkali merasakan sakit di kepalanya, bahkan hampir setiap hari. Namun akhir-akhir ini sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Apa karena efek ujian semalam?
Tok.. Tok.. Tok..
Suara ketukan dipintu kamarnya bikin Dhani misuh-misuh dalam hati, baru aja dia mau istirahat udah datang aja itu orang.
"Masuk!!"
Pas Rama masuk dia ngeliat Dhani yang terkapar di kasur dengan seragam yang masih lengkap.
"Kok belum ganti baju? Baru dateng?" Tanya Rama bikin Dhani pengen jitak kepalanya.
"Terserah gue dong!" Jawab Dhani nyolot. Kepala dia tu lagi sakit ya tolong jangan di pancing emosinya.
"Mau gue gantiin?" Tanya Rama dengan ekspresi jailnya. Dhani seketika ngebuka matanya dan menatap tajam Rama.
Bug!
Tepat sasaran! Bantal yang Dhani lempar dengan sepenuh hati tepat mengenai muka abstrak Rama.
"Heh! Kejam lo!" Protes Rama yang gak Dhani denger sedikitpun.
Menghela napas, Rama menghampiri Dhani dan ikut merebahkan dirinya disisi kasur yang lain dengan kaki yang menjuntai dilantai.
"Pertamakali gue liat lo.. waktu itu lo lagi tidur,"
Dhani mendelik, dia gak tau kenapa ini orang tiba-tiba cerita. Tolong ya Dhani gak mau denger juga.
"Lo manis, kata itu yang pertamakali terlintas dipikiran gue. Gue seneng sih bakalan punya adek manis eh ternyata orangnya ngeselin,"
"Heh! Lu ngatain gue?!!" Tanya Dhani ngegas seraya duduk menatap Rama dengan mata minta dicolok.
"Gue cuman bilang kenyataan kok," Jawab Rama yang sekarang juga ikutan duduk menghadap Dhani.
"Lu juga ngeselin, kalo liat muka lu tu bawaannya pengen nyebut mulu!"
"Iya tau gue gantengnya berlebihan," Ucap Rama seraya tersenyum ganteng merapikan poninya.
Muka Dhani udah asem aja ngedenger nya.
"Dih! Pengakuan terlarang!"
"Lo aja yang gak mau ngakuin," Rama menaikturunkan alisnya dengan ekspresi ngeselin parah.
"Kesel gue liat muka lu, tampolable!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] MOODY; RamaDhani
HumorHanya tentang dua saudara tiri; Rama dan Dhani, Rama yang belajar jadi kakak yang baik dan Dhani yang nyolot terus. "Hargai apa yang kamu punya sekarang karena kamu nggak akan pernah tau kapan Sang Pemilik akan mengambilnya kembali."