"Ma, malem ini Dhani bakalan ngasih tau Papa tapi Dhani bingung gimana caranya." Ucapnya sambil menaburkan bunga di atas makam sang Bunda.
"Gimana reaksi Papa nanti ya? apa Papa bakalan marah karna Dhani telat ngasih tau nya? atau mungkin Papa diem karna nggak tau mau ngerespon apa."
Dhani menghela napas mengusap lembut nama yang tertera di pusara, Vira Sanjaya. "Dulu Dhani pikir Mama egois karena milih nyembunyiin penyakit Mama, ternyata sekarang Dhani ngerasain apa yang Mama rasain."
"Dhani nggak mau bikin Papa sedih tapi Dhani nggak mungkin nyembunyiin semua ini dan bikin Papa kecewa,"
Dhani tersenyum membayangkan wajah sang bunda, "Apapun yang terjadi nanti Dhani bakalan tetep bilang dan jadi sekuat Mama."
"Oiya Ma, si Rama alias GG udah bikin Dhani ngerubah pikiran." Ucap Dhani lalu melebarkan senyumnya.
"Dhani belum apa-apa udah mau nyerah karna udah capek nahan sakit hampir setiap hari,"
"Dhani lupa semuanya butuh perjuangan. Sebelum Mama pergi pun Mama udah berjuang sekuat tenaga sampai akhirnya Sang Pemilik manggil Mama karna perjuangan udah selesai dan Mama gak akan ngerasain sakit lagi," Bibirnya tersenyum namun air matanya turun tanpa bisa ditahan.
Dhani mengusap air matanya dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya, "Dhani janji bakalan jadi sekuat Mama."
"Dhani pamit ya, Ma." Ucapnya seraya mengusap sekali lagi pusara sang Bunda sebelum akhirnya beranjak pergi.
Angel yang sedari tadi menunggu di luar pemakaman di balik semak tersenyum miring saat Dhani akhirnya beranjak.
Dirinya sengaja membuntuti Dhani untuk menjalankan rencana yang sudah ia siapkan sejak jauh hari dan ini adalah kesempatan langka yang bagus karena Rama gak ada disamping Dhani.
Saat Dhani keluar dari pemakaman menuju sepedanya saat itulah Angel keluar dari persembunyian nya.
Dhani meraih sepedanya namun saat ia hendak naik tiba-tiba sesuatu membekap mulutnya dan membuat dirinya seketika kehilangan kesadaran.
Angel tersenyum menatap sapu tangan dan Dhani yang tak sadarkan diri tergeletak di tanah.
"Mudah juga," Ucapnya bangga pada dirinya sendiri lalu segera menyeret Dhani ke dalam mobilnya.
Setelah susah payah memasukkan Dhani ke kursi belakang, Angel beranjak menyingkirkan sepeda Dhani, membuangnya ke semak-semak yang ada di ujung jalan pemakaman.
Angel menjalankan mobil yang ia sewa ke tempat yang sudah ia rencanakan untuk misi terakhirnya kali ini.
Setelah putus dengan Rama, Angel mengalami keterpurukan yang berlebihan atau disebut dengan depresi.
Dirinya hampir kehilangan akal saat itu namun memilih untuk tetap diam, tak melakukan pergerakan apapun yang membuat Rama mencurigai nya agar rencananya kali ini berjalan lancar.
Hari-hari nya dihabiskan dengan rasa sedih, putus asa, dan merasa tak dihargai walaupun memang begitu kenyataannya, dirinya memang tak ada harga.
Butuh waktu 30 menit jika dengan kecepatan sedang untuk sampai ke tempat yang sudah ia siapkan. Angel memarkirkan mobil di depan gubuk kecil di tengah-tengah rimbunnya pepohonan. Tempat ini bagus karena jauh dari kotanya dan juga disini jauh dari rumah penduduk.
Angel meraih asal tasnya tanpa tau handphonenya terjatuh kemudian ia keluar dari mobil dan segera membuka pintu di belakangnya, kembali menyeret Dhani memasuki gubuk dan mendudukkan anak itu di kursi lalu mengikatnya dengan tali. Semua hal sudah Angel siapkan disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] MOODY; RamaDhani
HumorHanya tentang dua saudara tiri; Rama dan Dhani, Rama yang belajar jadi kakak yang baik dan Dhani yang nyolot terus. "Hargai apa yang kamu punya sekarang karena kamu nggak akan pernah tau kapan Sang Pemilik akan mengambilnya kembali."