Sudah hampir 2 minggu berlalu, kini Dhani sudah benar-benar pulih tapi tidak dengan sakit yang ada di kepalanya yang akhir-akhir ini sepertinya bertambah parah.
Setelah pemulihan 1 minggu kemarin, Dhani kembali lagi ke rumah sakit untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sebelum operasi.
Tiga hari lagi tanggal yang sudah di tentukan dokter akan tiba dan besok Dhani sudah harus ada di rumah sakit. Makin mendekati harinya Dhani semakin merasa khawatir.
Tak terhitung sudah berapa kali Dhani menenangkan dirinya sendiri dengan pemikiran bahwa ia akan sembuh, tapi sekarang dirinya kembali terbaring di atas ranjang UKS dengan rasa sakit yang semakin bertambah membuatnya mulai kembali ragu untuk sembuh.
"Argghh.." Dhani memegang kuat kepalanya yang semakin terasa sakit.
Saat olahraga tadi Dhani kehilangan kesadaran nya ketika melakukan pemanasan akibat rasa pusing dan sakit di kepalanya.
Baru beberapa menit Dhani sadar dan sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi.
Dhani menyuruh siswa yang bertugas menjaganya untuk keluar, Dhani tak ingin orang lain melihat dirinya dalam keadaan seperti ini.
Akhir-akhir ini tubuhnya memang sudah terasa sangat lemah. Sakit dikepala nya pun semakin sering datang bahkan terkadang tiga kali sehari seperti minum obat.
Dhani menekan kuat pelipisnya, pandangannya kini sedikit mengabur. Perutnya juga terasa mual.
"Sshhh.." Ringisnya bersamaan dengan setetes cairan bening yang keluar dari ekor matanya.
Dhani memejamkan matanya dengan alis yang menyatu dan tangan yang terus menekan kepalanya yang kini bertambah sakit.
Kepala yang terus berdenyut nyeri setiap harinya hampir membuat Dhani kehilangan akal karena harus terus menahannya, menikmati semua rasa sakit ini sendirian.
"Argghh.." Erang Dhani seraya sebelah tangannya mencengkeram kuat pinggiran ranjang, mencoba melampiaskan rasa sakitnya.
Dhani memukul-mukul kepalanya, berniat mengusir rasa sakit yang kian bertambah membuat kepalanya serasa akan pecah.
"Hiks.." Dhani membekap mulutnya sendiri saat satu isakan kecil lolos dari bibirnya. Air matanya pun kini berlomba-lomba untuk keluar membasahi pipinya.
Dhani beralih menutup matanya menggunakan lipatan tangan kemudian membiarkan air matanya mengalir. Dhani menggigit bibir dalamnya agar isakan nya tak terdengar orang lain.
Sungguh, Dhani sudah lelah dengan semua rasa sakit ini. Dirinya hanya ingin pergi tidur sekarang dan menjadi tenang.
Dhani mencoba bernapas dengan teratur agar ia cepat tertidur dan mengabaikan rasa sakit yang teramat di kepalanya. Namun, ternyata sangat sulit melakukannya.
Dhani mencengkeram kuat rambutnya dengan mata yang masih terpejam. Ia kemudian kembali memukul-mukul kepalanya frustasi sampai sebuah tangan menghentikannya.
"Dhan udah, jangan bikin diri lo tambah sakit." Ucap Rama seraya menahan tangan Dhani.
Rama baru saja keluar dari lab. saat Rupin memberitahu Dhani ada di UKS. Rama segera berlari menuju UKS dan mendapati adiknya sedang memukul-mukul kepalanya sendiri.
Rama menghapus lembut air mata yang masih mengalir di pipi Dhani.
Mengapa sangat sakit tiap kali melihat cairan bening itu mengalir dari ujung mata adiknya?
"Kita pulang sekarang," Ujar Rama mutlak tak ingin di bantah.
Dhani hanya diam saat Rama kembali beranjak keluar untuk meminta izin. Dirinya memang harus pulang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] MOODY; RamaDhani
HumorHanya tentang dua saudara tiri; Rama dan Dhani, Rama yang belajar jadi kakak yang baik dan Dhani yang nyolot terus. "Hargai apa yang kamu punya sekarang karena kamu nggak akan pernah tau kapan Sang Pemilik akan mengambilnya kembali."