Dhani menatap pantulan dirinya yang dibalut dengan seragam putih Abu-Abu, "Gue kok bisa sekeren ini sih?" Tanya nya pada diri sendiri.
Sama halnya dengan Rama yang juga menatap dirinya yang dibalut dengan kemeja navy yang lengannya digulung dan celana bahan berwarna hitam, "Seragam OSIS emang yang paling keren dah!"
"Ram! Kalo disekolah gak udah deket-deket!" Ucap Dhani tiba-tiba bikin Rama menaikkan sebelah alisnya.
"Siapa juga yang mau deketin lo," Balas Rama bikin Dhani mendengus.
"Ya kali aja! Awas pokoknya!" Ancem Dhani abis itu beranjak keluar kamar menuju dapur. Rama menggendikkan bahunya lalu menyusul Dhani.
"Haduhh ganteng banget sih anaknya Mama!" Puji Dyra menghampiri RamaDhani lalu mengusap gemas pipi keduanya.
"Tapi tetep aja gantengan Papa nya," Celetuk Tian seraya menaikkan kedua alisnya. Ketampanan Tian emang udah gak diragukan lagi, apalagi di kalangan wanita dewasa!
Tian yang kini menggunakan kemeja putih yang digulung beserta celana bahan bikin kadar kegantengannya naik berkali-kali lipat!
"Iyain aja mah biar seneng. Umur gada yang tau," Sahut Dhani bikin Tian mendengus. Mulai deh kurang ajarnya muncul.
"Rama gak sarapan ya, Ma. Soalnya udah mepet banget ni waktunya," Ucap Rama menyalimi Dyra.
"Emangnya kesana nya jam berapa? Dhani aja masih anteng nih," Tanya Tian mengernyitkan dahinya.
"OSIS nya jam setengah enam, Pa. Kalo Murid barunya jam enam," Jawab Rama bikin Tian manggut-manggut.
"Yauda, Rama berangkat." Pamit Rama lalu menyalimi Tian.
Baru beberapa langkah ia berbalik lagi, "Dhan! Jangan telat ya!" Pesan Rama lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Dhani hanya mendengus sedangkan Tian tertawa kecil. Soalnya Dhani itu kebiasaan ngaret.
Selesai dengan sarapannya Dhani langsung berpamitan dan menyalimi Tian dan Dyra.
"Nih sangu nya," Tian menyodorkan selembar uang berwarna biru.
"Wihh sangu Dhani jadi lima kali lipat nih?" Tanya Dhani dengan mata berbinar.
"Nggak, bagi dua sama Rama. Kelupaan tadi ngasihnya," Jawab Tian seketika bikin muka Dhani jadi masam.
"Dih kirain, yaudah lah Dhani berangkat!"
Dhani agak kesusahan mengendarai sepeda karena tangan kirinya memegang sapu lidi.
"Ngapain sih satu orang bawa satu sapu? Lu pikir kita mau kerja rodi?!" Misuh Dhani sepanjang jalan.
Sesampainya disekolah Dhani langsung menuju aula yang sudah penuh. Dhani duduk di teras aula mau ngelepas sepatu dan naroh sapu lidi tadi di sebelahnya. Setelah selesai Dhani langsung masuk ke dalam aula.
"Weh baru dateng?" Tegur Rupin yang mendapat toyoran gratis dari Dhani.
"Baru lahir!" Sewot Dhani bikin Rupin ngakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] MOODY; RamaDhani
HumorHanya tentang dua saudara tiri; Rama dan Dhani, Rama yang belajar jadi kakak yang baik dan Dhani yang nyolot terus. "Hargai apa yang kamu punya sekarang karena kamu nggak akan pernah tau kapan Sang Pemilik akan mengambilnya kembali."