18- Menolak Kenyataan

10.7K 1.4K 171
                                    

Rama kaget saat melihat Dhani mengejang di lantai. Di sekitarnya terdapat pecahan kaca yang berasal dari lampu tidur.

"DHANI!" Pekik Rama yang langsung menghampiri Dhani. Rama mengambil bantal lalu menyelipkan dibawah kepala Dhani. Rama kemudian memiringkan tubuh Dhani ke satu sisi agar dia lebih mudah bernapas.

Rama mencoba tetap tenang sekarang walaupun sangat sulit. Melihat Dhani yang mengerang kesakitan membuat Rama seakan merasakan kesakitan yang sama.

"Dhani! Dhan!" Panggil Rama saat Dhani sudah berhenti mengejang namun sepertinya Dhani kehilangan kesadarannya. Rama dengan sigap menggendong Dhani dan membawanya ke mobil, nggak ada tujuan lain sekarang selain rumah sakit.

Rama melajukan mobilnya, sesekali ia melirik ke arah Dhani yang tak sadarkan diri.

Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di rumah sakit. Rama berhenti tepat di depan UGD. Rama membawa masuk Dhani yang langsung disambut oleh para perawat yang berjaga.

"Suster adek saya nggak sadarkan diri abis kejang-kejang," Ucap Rama panik.

"Silahkan Mas nya tunggu di luar," Ucap seorang suster saat Rama tak sadar juga ikutan masuk ke dalam ruangan.

Rama duduk di kursi tunggu dengan perasaan yang gelisah. Semoga aja Dhani gak kenapa-kenapa.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan tersebut membuat Rama sontak berdiri menghampiri sang dokter.

"Adek saya gimana, dok?" Tanya Rama dengan cemas.

"Saat ini adik anda sudah sadar," Ucap sang dokter membuat Rama sedikit merasa lega.

"Kondisinya gimana, Dok? Baik-baik aja kan?" Tanya Rama membuat dokter itu sedikit mengubah raut wajahnya.

"Sebenarnya saya belum bisa memastikan bagaimana kondisi adik anda tapi kami akan memeriksanya dengan CT-Scan," Sepertinya Rama belum bisa bernafas lega sekarang.

"Lakukan yang terbaik untuk adek saya, Dok."

"Pasti, Nak." Ucap dokter itu seraya tersenyum.

"Boleh saya masuk, Dok?"

"Silahkan,"

"Terimakasih, Dokter." Ucap Rama seraya sedikit menundukkan kepalanya.

"Sama-sama," Balas sang dokter kemudian berlalu.

Rama menarik napas panjang sebelum memasuki ruangan.

Rama berjalan pelan mendekati Dhani yang berbaring dengan memejamkan matanya.

"Dhan," Panggil Rama membuat Dhani membuka matanya perlahan.

"Apa yang lo rasain sekarang?" Tanya Rama yang terlihat jelas bahwa ia sedang sangat khawatir.

"Gue mau pulang!" Jawab Dhani membuat Rama menghela napas.

"Lo diperiksa dulu ya? Biar kita tau keadaan lo,"

Dhani mendengus, "Gak usah, gada duit!"

[✓] MOODY; RamaDhani Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang