20- Segalanya

10.5K 1.2K 456
                                    

"Ngeri juga ya Kak Angel ngamuk sampe segitunya," Ucap Mila menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Saat ini mereka sedang jamkos di pelajaran terakhir dan waktu luang ini digunakan teman-temannya Dhani untuk membahas berita terhangat hari ini.

"Hooh asli, liat sendiri kan gimana berantakannya belakang aula, gila gila jadi omongan satu sekolah," Decak Audy.

"Efek diputusin Prince Charming ternyata gak main-main ya," Balas Chaerin yang diangguki kompak oleh mereka semua kecuali Dhani.

"Udah si, ngegibah mulu dari pagi tadi gak ada abisnya. Gue mau tobat sumpah," Ucap Dhani lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja, ia merasa pusing sejak istirahat kedua tadi dan sekarang Dhani ingin tidur walaupun hanya sebentar.

"Bangunin kalo udah sepi," Pesan Dhani melirik Rupin dari lipatan tangannya.

"Siapp!" Balas Rupin membuat Dhani langsung mencari posisi yang sedikit nyaman agar bisa terlelap.

"Duh gue juga mau tobat tapi susah banget, kenapa gibah enak banget si?! heran," Ucap Audy dramatis.

"Gibah itu terasa nikmat agar engkau terlena dalam dosa, maka dari itu cepatlah kita bertobat wahai saudara ku," Sabda Rupin membuat teman-temannya sedikit terenyuh.

"Tobatlah kita sebelum terlambat," Ucap Filo tersenyum simpul seraya meletakkan telapak tangannya di dada.

"Pelan-pelan aja gaes," Kini Mila yang berujar dengan senyum tipisnya dan sedikit menganggukkan kepala.

"Ee tapi bentar deh, Kak Lucy katanya kemaren nembak Kak Pandu ya?" Tanya Chaerin.

"Eh iya anjir! trus di tolak! mana di depan temen-temen kelasnya lagi! Malu banget sumpah!" Jawab Audy antusias.

"Nah kan bener! malunya sampe DNA tuh!!" Balas Chaerin.

"Kak Lucy yang mana ya lupa gue?" Tanya Filo.

"Kak Lucy, LucyFernandez. Si Cantik tatapan sinis," Jawab Chaerin membuat Filo mengangguk.

"Ooo yang seragam nya udah kekecilan gak mampu beli itu?" Sahut Rupin yang diangguki oleh para cewek.

"Iya itu!" dan gibah pun berlanjut, tobatnya cuman semenit.

Saat bel pulang berbunyi semua murid sibuk membereskan barang-barang mereka untuk bergegas pulang. Sedangkan Dhani masih menikmati tidurnya.

Rama berjalan santai menuju kelas Dhani karena sejak hari itu Rama meminta Dhani untuk berangkat ke sekolah bersamanya walaupun awalnya Dhani menolak tapi ujung-ujungnya mau juga.

Rama memasuki kelas Dhani dengan senyum ramah saat beberapa orang kelas menyapanya. Rama menaikkan sebelah alisnya menatap Dhani yang menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Tidur?" Tanya Rama tanpa suara ke arah Rupin. Rupin hanya mengangguk sebagai jawaban. Sedangkan para cewek menatap Rama dengan tatapan memuja, aura orang single itu beda ya, bawaannya jadi ingin memiliki.

Rama menatap jam yang melingkar di pergelangan kirinya, sudah hampir jam 3. Sekolah juga sudah mulai sepi.

"Kalian nggak pulang?" Tanya Rama menatap mereka satu persatu.

"Bangunin Dhani dulu baru kita pulang," Jawab Rupin yang mereka angguki dengan kompak.

"Nggak usah dibangunin biarin aja," Balas Rama membuat mereka mengernyit, Rama mau biarin Dhani disekolah gitu?

Kebingungan mereka terjawab saat Rama mengambil pelan tas yang ada dibelakang Dhani dan menyampirkannya di bahu kiri, kemudian dengan perlahan Rama menggendong Dhani di depannya persis seperti koala.

[✓] MOODY; RamaDhani Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang