32- Kini ia sudah hilang

9.6K 1.1K 667
                                    

Dhani terbangun dan mendapati dirinya berada di tempat asing. Ia menatap ke sekelilingnya yang berupa hamparan rumput.

"Ini... dimana?" Tanya nya kebingungan dengan pandangan kesana-kemari mencoba mengenali tempat ini.

Dhani kemudian mengerjapkan matanya saat ia menyadari ini bukanlah dunia nya.

Apa sekarang ia sudah pindah ke dunia lain?

maksudnya.. dunia Mama nya?

Dhani melangkahkan kakinya seraya tangannya menyingkirkan rumput panjang untuk membuka jalan.

Dhani terus berjalan tak tentu arah, ia sangat kebingungan sekaligus takut karena dirinya sekarang berada di tempat asing sendirian.

"Mama..." Ucap Dhani dengan tatapan nanar saat melihat seorang wanita yang sangat ia kenali berdiri membelakanginya, tak jauh dari posisinya sekarang.

"Mama!" Teriak Dhani dengan mata yang berkaca-kaca.

Sungguh, dirinya sangat-sangat merindukan sosok Mama nya itu.

Wanita itu tak berbalik ia malah berjalan lurus menjauhi Dhani.

"Mama! jangan tinggalin Dhani lagi!" Dhani melangkahkan kaki nya berusaha menyusul sang Bunda dengan air mata yang jatuh membasahi pipinya.

"Mama!" Dhani kini bahkan berlari untuk dapat menggapai sosok itu, namun semakin Dhani mempercepat langkahnya semakin sosok itu menjauh darinya.

Dhani berhenti karena rasa sesak di dadanya, ia membungkuk bertumpu pada lututnya dengan napas yang terengah-engah.

"Mama Dhani capek.. Dhani udah capek Ma.. Dhani mau ikut Mama.." Lirihnya bersamaan dengan air mata yang jatuh ke tanah.

Dhani menghapus kasar air mata nya kemudian kembali menegakkan tubuhnya dan betapa terkejutnya ketika ia mendapati sosok sang Bunda berada di hadapannya.

"Mama.." Panggil Dhani dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mama, Dhani rindu.." Lirihnya dengan suara serak serta cairan bening yang kini lagi-lagi keluar dari mata indahnya.

Isakan kecil lolos dari bibirnya dengan air mata yang kian menderas.

Rasa rindu nya pada sang bunda kini sudah tak tertahankan lagi.

Dhani sangat merindukan Mama nya, sangat-sangat rindu dan sekarang sudah tiba waktunya untuk ia disatukan lagi dengan sang Bunda.

Kali ini mereka tak akan pernah terpisahkan lagi, bahkan oleh kematian.

"Ma, Dhani mau ikut Mama.." Ucapnya membuat sosok Mama nya tersenyum, senyum yang sudah sangat lama tak Dhani lihat.

Vira tersenyum hangat seraya mengulurkan tangannya membuat Dhani segera menyambutnya.

Setelah selesai melepas alat medis, dokter dan para perawat perlahan mundur memberi ruang untuk 3 orang yang berstatus sebagai keluarga.

Tian menatap lekat wajah pucat sang anak, matanya tertutup rapat seakan ia sudah lelah dengan hiruk-pikuk dunia.

Rama hanya diam di samping Dyra, berdiri di ujung ranjang memperhatikan adiknya dengan tangan yang secara tak sadar meremas secarik kertas yang diberikan Dhani semalam.

"Biarin dia istirahat, Mas." Ucap Dyra seraya mengusap pundak Tian.

Tian tersenyum nanar kemudian mengangguk kecil, "Iya, dia pasti capek."

[✓] MOODY; RamaDhani Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang