22- Sedikit mengulang

11K 1.1K 616
                                    

Menurut ku chapter ini aneh, tapi yasudahlah. Gada gula kali ini. Selamat membaca~

.
.
.










Dhani bangun lebih dulu daripada Rama dan ia segera beranjak ingin merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku.

Untung ni orang gak bengek di tindih semaleman

Pandangan Dhani jatuh pada rahang tegas Rama. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menyentuh bibirnya dengan pipi yang memerah saat kejadian malam tadi terlintas di kepalanya.

Dhani langsung buru-buru ke kamar sebelum Rama bangun. Ia meringis sambil memukul pelan jidatnya, "Kerasukan apa gue kemaren? Malu-maluin!"

Dhani merebahkan dirinya di ranjang lalu memeluk erat gulingnya, rasanya sedikit aneh tak seperti biasanya. Namun, karena masih mengantuk alhasil dirinya langsung tertidur lagi.

Rama mengusap matanya pelan lalu menatap sekitarnya. Rama mengernyit saat mendapati dirinya tertidur di sofa ruang keluarga. Ia sedikit meringis saat mendudukkan dirinya, ntah kena badannya terasa remuk seperti habis ditindih gajah.

Rama menaikkan sebelah alisnya saat melihat selimut di lantai lalu tersenyum kecil, sepertinya dede manis nya itu yang membawakan selimut untuknya.

Rama segera beranjak ke kamar setelah melihat jam masih menunjukkan pukul 3 pagi, masih ada waktu satu jam untuk tidur kembali.

Saat masuk kamar ia tersenyum menggelengkan kepalanya pelan melihat Dhani yang tidur memeluk guling, menghadap ke kiri di tempat Rama tidur biasanya.

Saat Rama merebahkan dirinya anak itu langsung menggerakkan tangannya meraba tubuh Rama. "Duh kesian malam tadi nggak tidur meluk Gege nya," Gumam Rama lalu menggantikan posisi guling itu.

Pagi nya di sekolah, saat jam istirahat hampir tiba Dhani pergi ke toilet dikarenakan rasa mual di perutnya. Ia memuntahkan isi perutnya di wastafel dengan susah payah, rasa mual ini memang sangat menyiksanya. Dhani bertumpu pada wastafel saat tubuhnya tiba-tiba terasa lemas dan kepalanya pusing.

Anjas menatap jam di dinding dengan gelisah, pasalnya dia sudah kebelet ingin ke toilet tapi dirinya tak mau ketinggalan materi. Saat bel berbunyi dan sang guru berjalan keluar Anjas langsung beranjak buru-buru menuju toilet meninggalkan Rama yang menertawakannya sedari tadi.

Saat masuk ke dalam toilet Anjas berhadapan dengan Dhani yang ingin keluar, saat dirinya ingin menyapa tiba-tiba Dhani limbung kearahnya membuat Anjas dengan sigap menangkap anak ini.

"Eanjir lo kambuh?!" Tanya Anjas dengan panik karena ia tau tentang penyakit anak ini.

Anjas kemudian menggendong Dhani yang tubuhnya terasa lemas. Anjas buru-buru keluar membawa anak ini ke UKS, ia melirik wajah Dhani yang kini terlihat pucat.

Untuk sampai di UKS mereka harus melewati depan kantin, alhasil hampir semua mata tertuju pada sang ketos yang menggendong seorang siswa dengan wajah panik. Rama yang lagi meminum es teh nya langsung tersedak, tentu saja ia tau siswa itu adalah Dhani.

Rama langsung berlari mengejar Anjas sedangkan Gio melongo mengerjapkan matanya, "Sayang kalo di tinggalin, makan aja lah." Ucapnya lalu kembali menyuap makanannya.

"Adek gue napa oy?!" Tanya Rama saat masuk ke dalam UKS melihat Anjas yang membaringkan Dhani di ranjang dengan perlahan.

"Mana gue tau," Jawab Anjas membuat Rama segera mendekati Dhani, duduk disebelahnya.

"Dhan, lo kenapa? kepala lo sakit?" Tanya Rama lembut seraya menyibak poni yang menutupi dahi sang adik. Dhani hanya menggeleng pelan tetap memejamkan matanya.

[✓] MOODY; RamaDhani Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang