Dhani kini berada di ruang keluarga menonton acara gossip night ditemani Rama di sampingnya. Dhani menyandarkan kepalanya di pundak sang kakak.
Sehabis mandi tadi Dhani merasa mual dan ia pun memuntahkan isi perutnya, seperti biasa Dhani pasti akan merasa pusing setelahnya maka dari itu Rama kini mengusap-usap kepalanya.
"Ke kamar aja ya, gosip nya skip dulu." Ucap Rama namun Dhani menggelengkan kepalanya.
"Gue nungguin Papa pulang,"
"Lo mau bilang malam ini?" Tanya Rama sedikit menundukkan kepalanya untuk menatap wajah sang adik.
"Nggak, gue cuman mau liat Papa aja." Jawab Dhani tetap fokus pada layar di depannya.
Setelah pulang dari luar kota kemarin, Tian jadi lebih sibuk membuat Dhani selalu mengurungkan niatnya untuk memberitahu Tian karena tak tega melihat wajah lelahnya. Dhani nggak tau masalah apa yang dihadapi Tian di kantor yang pasti dia nggak mau nambah beban pikiran Papa nya itu untuk saat ini.
"Kenapa lo pake shampoo stroberi?" Tanya Rama mengusak rambut Dhani lalu menempelkan hidungnya di rambut sang adik, mengendus aroma manis yang menguar.
"karena Mama yang nyuruh, biar samaan katanya."
Rama tersenyum lalu mengacak gemas rambut halus sang adik. "Skinkeran juga disuruh Mama?"
"Hooh karena Mama bilang anak laki-laki juga harus perawatan," Rama tertawa kecil lalu menoel-noel pipi kenyal sang adik.
"Mama lo dulu pengen anak cewek apa gimana?" Rama penasaran aja, siapa tau kan dulu Mama nya Dhani pengen punya anak cewek.
"Dokter bilang anaknya bakalan cewek ternyata yang keluar malah cowok," Seketika Rama tertawa membuat Dhani mencubit pinggangnya dengan tatapan kesal.
"Ahaha pantes..." Ucap Rama menggantung dengan tawa ringannya yang dibalas Dhani dengan memukul keras pahanya.
Kemudian suara pintu yang dibuka membuat RamaDhani kompak menoleh ke arah ruang tamu. Tak lama muncul lah Tian dan Dyra dengan wajah lelahnya namun seketika mengembangkan senyum saat melihat kedua putra mereka.
Dhani berdiri lalu naik ke atas sofa saat keduanya berjalan mendekati mereka.
"Hi Septian!" Sapa Dhani dengan senyum tengilnya membuat Tian gemas sendiri. Seketika lelahnya terganti saat melihat putra nya ini.
"Hallo Ardhani, mau apa hmm?"
"Mau gendong," Jawab Dhani lalu mempoutkan bibirnya imut.
Tian tertawa lalu mengulurkan kedua tangannya namun Dhani malah memundurkan dirinya, turun dari sofa.
"Gak jadi, Papa bau belerang. Mandi gih!" Ucap Dhani sambil menutup hidungnya menggunakan telapak tangan.
"Sungguh mulia sekali anak ini," Tian yang sudah gemas sedari tadi langsung saja mendekati Dhani dan mencubit pipi bakpao anaknya.
"Aaaa gak bisa napasss!!" Protes Dhani saat Tian memeluk erat dirinya sambil menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
"Ahaha idungnya kecil sih!" Ledek Tian sambil mencubit hidung mungil anaknya bikin sang empu merengut yang membuatnya semakin terlihat menggemaskan.
"Yang penting masih bisa idup! Udah ah mandi sana! Abis itu istirahat!" Titah Dhani menatap garang Tian.
"Siap komandan!" Balas Tian sambil hormat kemudian berlalu dengan tawanya.
"Maaf ya Mama juga mau langsung istirahat," Ujar Dyra sambil mengusak rambut kedua anaknya kemudian ikut menyusul Tian.
"Nah udah kan? Lo juga harus istirahat. Ayo dah ke kamar," Ucap Rama sambil mematikan televisi tapi Dhani masih berdiri ditempatnya menatap lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] MOODY; RamaDhani
HumorHanya tentang dua saudara tiri; Rama dan Dhani, Rama yang belajar jadi kakak yang baik dan Dhani yang nyolot terus. "Hargai apa yang kamu punya sekarang karena kamu nggak akan pernah tau kapan Sang Pemilik akan mengambilnya kembali."