Dhani terbangun dari tidurnya lalu menggerakkan tangannya ingin memeluk orang yang ada di sebelahnya namun nihil, orang itu tak ada.
Dhani sedikit membuka matanya kemudian mendapati kasur disebelahnya kosong.
Rama baru saja kembali dari kamar mandi dengan mata yang masih sangat mengantuk. Saat dirinya menggeser pintu kamar sosok yang ada di ranjang membalikkan badannya menatap Rama dengan mata sayu yang sesekali mengedip lucu.
"Kebangun ya?" Tanya Rama saat sudah berada di sisi ranjang tempat tidurnya.
Dhani mengangguk lucu lalu mengulurkan tangan kanannya, "Peluk," Pintanya membuat Rama tersenyum lebar kemudian segera masuk ke dalam selimut dan merengkuh dede manis nya ke dalam pelukan nya.
"Udah tidur lagi," Ucap Rama seraya menepuk pelan punggung Dhani membuat sang Empu mengangguk kecil dengan gumaman tak jelas.
Rama tersenyum geli menatap wajah Dhani, baru ditinggal sebentar ke kamar mandi anak ini sudah bangun karena pelukannya dilepas.
Pagi nya saat baru saja selesai mandi, Dhani merasa mual dan segera menuju wastafel. Ia berusaha mengeluarkan sesuatu yang bergejolak di dalam perutnya namun hanya air yang keluar karena memang ia belum makan apapun pagi ini kecuali minum segelas air hangat.
Dhani memijat pelipisnya saat rasa pusing dan sakit di kepalanya datang sekaligus. Ia segera beranjak ke kamar dan mencoba mengabaikan rasa sakit yang nanti juga akan hilang dengan sendirinya.
Setelah selesai membuat sarapan Rama segera menuju kamar untuk memanggil Dhani sekaligus mengambil tas nya.
"Dhan!" Pekik Rama saat dia melihat Dhani yang memukul-mukul kepalanya.
"Argghh!" Erang Dhani terus memukul kepalanya cukup keras.
"Dhan! Jangan nyakitin diri sendiri!" Peringat Rama seraya mencekal pergelangan tangan Dhani.
"Gue bisa apa kalo rasa sakit itu datangnya dari diri gue sendiri!" Amuknya memberontak mencoba melepaskan cengkeraman tangan Rama.
"Iya gue tau tapi lo gak boleh mukul diri lo sendiri kayak gini!"
"Lu gak ngerasain sakitnya, Ram!" Sarkas Dhani menatap Rama tajam dengan mata yang memanas. Seketika cengkeraman Rama melemah membuat Dhani segera menarik tangannya.
"Iya gue gak ngerasain apa yang lo rasain, tapi setiap lo kesakitan hati gue nyeri ngeliatnya. Gue gak bisa ngapa-ngapain," Ucap Rama lirih. Dhani mendengus memalingkan wajahnya.
Dhani bersandar pada kepala ranjang memejamkan matanya dengan alis yang menyatu dan tangan yang meremas seprei kuat. Ia mengatupkan gigi nya berusaha menahan air matanya, bahkan urat-urat di lehernya sedikit menonjol.
Pada akhirnya air mata itu keluar dari ujung matanya tanpa bisa dicegah lagi. Dhani menggigit kuat bibir dalamnya agar isakannya tak keluar.
Kepalanya sangat sakit sekarang seakan-akan dihantam batu yang berukuran sangat besar, saking sakitnya terasa seperti hendak pecah.
Hati Rama berdenyut nyeri saat harus melihat adik kesayangannya ini menahan sakit sendirian.
"Hiks... Hiks.." Pertahanan Dhani seketika runtuh saat Rama mendekapnya. Dirinya menangis sesenggukan menumpahkan air matanya dalam pelukan sang Kakak.
"Sakitt Ram.. Hikss.." Ucap Dhani lirih seraya mencengkeram kuat sisi seragam Rama.
Rama mengeratkan pelukannya seraya memejamkan mata, jarinya tergerak untuk menghapus liquid bening diujung matanya. Hati nya seakan tersayat saat rintihan kesakitan yang terdengar pilu itu berasal dari adik kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] MOODY; RamaDhani
HumorHanya tentang dua saudara tiri; Rama dan Dhani, Rama yang belajar jadi kakak yang baik dan Dhani yang nyolot terus. "Hargai apa yang kamu punya sekarang karena kamu nggak akan pernah tau kapan Sang Pemilik akan mengambilnya kembali."