06- Tak semudah yang dibayangkan

11.6K 1.3K 73
                                    

"Maaf An ga jadi. Aku mager, panas banget diluar," Jawab Rama pada sambungan telepon.

"Kita kan jalan-jalan nya ke mall, apanya yang panas?!" Tanya wanita diseberang sana dengan sedikit jengkel. Pasalnya ia sudah berdandan cantik tapi pacar pemalas nya ini membatalkan janjinya.

"Kesana nya yang panas," Ujar Rama terkesan seperti sedang mencari-cari alasan.

"Kamu kan punya mobil!"

"Itu kan mobil Mama, lagian aku belum dibolehin pake mobil," Wanita itu mendengus kesal lalu mematikan sambungan telepon mereka secara sepihak.

Rama hanya menggendikkan bahunya acuh.

Siang ini cuacanya emang panas banget bikin Rama maunya rebahan aja dikasur.

Selain itu alasan Rama malas pergi adalah-

"Sarap lu," Komentar Dhani yang sedari tadi menguping pembicaraan keduanya.

Iya, alasan paling utama adalah Dhani. Rama nggak tau kenapa, tapi dia lagi pengen aja mager-mageran sama ni anak.

"Apanya yang sarap?" Tanya Rama heran, gak ada angin gak ada hujan ngatain orang sarap.

"Lu pacarnya bukan, sih?"

"Lah napa nanya lagi, yaiyalah jawabannya iyaa.."

"Gue kalo jadi ceweknya mending cari yang lain dah!"

"Mana bisa dia berpaling dari orang ganteng yang kegantengan nya diakui seluruh dunia," Canda Rama tersenyum ganteng menaikkan sebelah alisnya.

"Dih! Pengakuan terlarang!" Cibir Dhani lalu kembali fokus dengan handphone nya.

Rama hanya tersenyum mengangkat bahunya, hubungan mereka memang seperti ini.

Dhani kembali fokus membalas chat di grupnya. Tiba-tiba kepalanya sakit lagi bikin Dhani ngeringis pelan menekan pelipisnya.

Rama melirik Dhani dengan tatapan bingung, "heh? Kenapa lo? Kambuh?" Tanyanya yang ingat kemaren Dhani ngeluh sakit kepala.

"Nggak!" Jawab Dhani ngegas bikin Rama mengangkat kedua alisnya sambil ber-o-ria.

Dhani memejamkan matanya sambil ngegelengin kepalanya pelan, mencoba mengusir rasa sakit yang datang tanpa permisi. Dhani kembali pada handphone nya, mengabaikan rasa sakit yang nanti juga hilang dengan sendirinya.

"Hahaha..." Suara tawa Dhani membuat Rama melirik ke arahnya.

"Amboii serunye!" Cibir Rama membuat Dhani seketika mengubah ekspresi nya menjadi kesal.

"Apa?!" Tanyanya sewot.

"Tidak apa-apa," Jawab Rama sedikit bernada.

Dhani kembali fokus membalas pesan digrup gesrek gengnya.

"Gada otak emang!" Umpat Dhani sambil tertawa menggelengkan kepalanya.

Lagi asyiknya saling melempar hujatan tiba-tiba perutnya terasa mual membuat Dhani langsung menutup mulutnya.

Saat rasa mualnya semakin menjadi-jadi Dhani langsung beranjak ke kamar mandi bikin Rama menatapnya heran.

[✓] MOODY; RamaDhani Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang