Part 18

3K 203 22
                                    

Saat somi melangkahkan hendak keluar dari ruangan berbau obat itu, pria dan wanita paruh baya memasuki ruangan dengan raut cemas yang kentara. Somi sedikit terkejut, mereka adalah Baron dan Lisa, mertuanya.

" Na-nak " Lisa memeluk menantunya itu dengan tubuh bergetar, dengan tak kalah gemetarnya somi membalas pelukan itu.

Sedangkan Baron, pria paruh baya itu terduduk memandangi tubuh lemas putranya.

Lisa memandangi menantunya yang terlihat semakin kurus, pandangannya sayu, tubuh menantunya itu terasa sedikit lemas saat dia memeluknya.

" Nak beli lah sesuatu untuk mengganjal perutmu, kamu pasti belum makan kan? Sana makan lah dulu, mami akan disini "

" Ya, kamu makan lah dulu " Baron ikut menimpali ucapan Lisa, sehingga somi hanya mengangguk menuruti.

***

Somi memakan sebungkus rotinya dengan lahap, dia merasa begitu lapar. Hanya roti dan air putih saja sudah terasa cukup mengenyangkan bagi wanita itu.

Sesaat setelah wanita itu selesai dengan roti dan menegak airnya, somi menatap kearah luar dengan pandangan kosong.

Kepalanya terasa sakit namun sekuat tenaga wanita itu tahan, sampai sakitnya sedikit mereda.

" Selanjutnya aku harus bagaimana? Ini kesempatan yang bagus untuk kabur kan? " Ucap somi bermonolog.
Wanita itu meremas rambutnya frustasi saat kembali mengingat perilaku jahat suaminya.

" Ya ini pilihan yang tepat "

" Dek ... Cepatlah taehyung sudah sadar" somi terkejut saat dengan tiba - tiba kakaknya Jungkook, menarik tangannya. Somi hanya menurut mengikuti langkah pria itu.

" Enggak mau, Tae cuma mau somi mama... Huaaa.... " Somi membatu dengan menatap taehyung shock, saat wanita itu hendak memasuki ruangan. Lisa terlihat menenangkan taehyung yang menangis menyebut - nyebut namanya. Ada apa ini?

Kembali wanita itu merasakan tarikan pada tangannya karena dia masih terdiam didepan pintu. Semua pandangan dari keluarga mereka menatap somi yang memasuki ruangan, termasuk taehyung.

" Som- somi " taehyung hendak mencabut infus nya untuk mendekati somi, namun segera Baron cegah. Somi masih bergetar takut saat melihat taehyung, padahal pria itu menatapnya dengan berlinang air mata. Saat sudah berdiri disamping ranjangnya somi kembali dikejutkan berlipat2 saat tangan kekar suaminya itu memeluknya dengan melanjutkan tangisannya.

" Huaa.... Jangan tinggalin tae- tae lagi" tanpa sengaja somi memaksa taehyung melepaskan pelukannya dengan keras yang mendapat pelototan tajam dari ayah mertuanya.
Somi bergetar takut. Sakit apa suaminya ini? Tak mungkin amnesia kan kalau pria itu saja masih mengingatnya. Menyadari kebingungan somi, Baron menjawab pertanyaan - pertanyaan itu

" Dia mengalami amnesia yang mengaburkan setengah dari ingatannya. Saya tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi, namun dokter menjelaskan kemungkinan sesuatu menyebabkan anak saya depresi berat, yang berakhir seperti ini. "

" Somi, kamu tak akan meninggalkan taehyung dalam kondisi seperti ini kan? " Somi terdiam membatu. Taehyung hanya menyimak pembicaraan mereka, pria itu kembali memeluk pinggang somi dengan erat. Tubuhnya menegang saat ayah mertuanya kembali berucap.

" Saya harap kamu tak akan pernah meninggalkan anak saya dalam keadaan seperti ini, atau khm... Saya tak dapat melanjutkan perkataan saya. Anggap saja kamu sedang membayar hutang keluarga mu " somi menahan bulir - bulir matanya yang hendak turun. Lisa dengan cepat membekap mulut suaminya, lalu mencoba untuk tersenyum hangat.

" Mami harap kamu tak akan mengecewakan mami nak. " Lisa mengecup dahi menantunya lalu menggandeng suaminya melangkah keluar pintu.

" Somi kenapa? " Taehyung dengan cepat menghapus air mata yang turun dari mata somi, namun dengan cepat wanita itu menyentak tangannya dengan kasar.

" Jangan sentuh aku " taehyung menatap somi berkaca - kaca saat wanita itu mengucapkan kata kata nya dengan dingin. Saat akan meledakkan tangisannya, dengan cepat somi memeluk tubuh pria itu dengan bergetar takut, takut - takut pria itu akan menyiksanya lagi.

" Hiks... Tae salah ya? Maafin Tae... Hiks... " Tubuhnya tambah kaku saat mata indah itu mendongak menatap matanya. Tatapan menggemaskan milik anak kecil, dirinya kembali memanas. Seharusnya somi bisa membalas iblis itu kan?

Akh...

Wanita itu meringis sakit lalu melepas paksa pelukan taehyung saat luka di pahanya yang entah dengan sengaja atau tanpa sengaja ditahan pria itu. Taehyung menatapnya kembali hampir menangis.

" Ta- tae... Buat somi nangis? " sial, taehyung menyadari mata sembabnya.

" Udah.. udah... Jangan nangis " ucap somi dengan dingin namun tetap menepuk punggung pria itu. Biar saja, lagipula pria itu seperti anak kecil sekarang. Taehyung tak mungkin menyiksanya lagi. Somi harap pria itu tetap saja seperti ini, daripada harus kembali ke sifat iblis nya.

Somi kembali bergetar, memori menyakitkan itu mengusik mental nya secara terus menerus.

" Ja- jangan tinggalin tae, Tae sayang somi...." Somi menegang, perubahan ini terlalu cepat. Akhh... Dia belum cukup siap, dia malah semakin terjerumus pada iblis ini akh... Namun tak dapat dipungkiri, somi merasa senang. Suaminya akan berlaku manis padanya, apa yang harus ia lakukan? Sanggupkah somi menghadapi rasanya ini. Somi memejamkan matanya, pikirkan saja nanti jalannya. Sekarang dia perlu sedikit menikmati, kapan lagi dia dapat menikmati pelukan hangat dari suaminya ini.



To be continued.

My Idol Is My Husband •KTH•   (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang