Part 30

2.9K 169 1
                                    

"K-kamu kenapa Omi?" Tanya taehyung serius. Somi tak menghiraukan nya.

"Kamu pulang dulu saja ya." Ucap somi kepada Clara, wanita itu mengangguk dan berjalan keluar rumah.

Kini tinggal mereka berdua. Somi sudah tak berselera lagi untuk makan. Taehyung menghembuskan nafas nya kasar dan mulai berjongkok, pria itu mengelus perut somi, somi langsung menahannya.

"Biarkan seperti ini dulu." Somi membiarkan taehyung mengelus perutnya dengan lembut.

"Maafkan aku. Seperti nya aku tahu kenapa kamu sangat menginginkan anak itu," Somi tetap terdiam, taehyung mulai melanjutkan kalimatnya.

"A-anak kita, kau pasti merindukan nya kan?" Tiba - tiba air mata turun dari pelupuk mata somi, taehyung terkejut dan segera memeluk wanita nya itu.

"Maaf, maafkan aku, maafkan aku Omi." Ucap taehyung, taehyung mengelus rambut somi, dan tak sedikitpun wanita itu berontak. Justru , ia semakin terisak. Ya, somi tahu bahwa anak nya telah tiada, somi mendengar apa yang dokter katakan. S-somi teramat sedih untuk itu. Tanpa sadar taehyung juga mengeluarkan air mata, pria itu semakin mengeratkan pelukannya. Ini salahnya, semua karena ulah nya, seandainya ia tak pernah berpikir untuk membenci somi, seandainya ia tak pernah berpikir untuk menyakiti somi istrinya, semua ini tak akan terjadi.... Ia... Menyesal.

"K-kamu menangis?" Somi bertanya dengan suara serak, kini wanita itu telah menghapus air mata nya. Taehyung menggeleng. Tangan wanita itu terulur mengusap punggung taehyung, perlahan taehyung melepaskan pelukan nya. Tatapan mereka beradu.

"Bukan salahmu." Ucap somi, taehyung sesegukan dan mengangguk pelan. Somi merasa jauh lebih tenang, wanita itu berusaha mengikhlaskan.

"Ayo kita tidur." Ucap nya, taehyung mengangguk dan membawa gelas - gelas juga piring ke wastafel, pria itu kembali dan mengangkat somi.

~~~

3 bulan berlalu sejak kejadian itu, somi kini memperlakukan taehyung dengan lebih baik, dan taehyung semakin perhatian dengan somi.

Somi telah berusaha untuk memaafkan, taehyung terlihat sungguh - sungguh untuk berubah terlihat dari bagaimana pria itu memperlakukan somi. Somi akan mencoba memberikan kesempatan kedua untuk pria itu, pria yang sangat ia idolakan.

Somi pun telah mengikuti terapi dan taehyung selalu menemani nya, perlahan somi hampir bisa berjalan seperti normal, kini ia telah bisa berdiri dan berjalan perlahan dengan berpegangan pada taehyung.

Kini mereka tengah terduduk menikmati indah nya taman kota pada malam hari. Somi memakan eskrim nya dengan lahap, juga jajanan manis yang taehyung belikan. Taehyung tersenyum melihat nya.

"Omi." Ucap taehyung, somi menoleh dan taehyung mengulurkan tangan nya, pria itu mengusap ujung bibir somi yang membuat somi terdiam.

"Belepotan, hehe." Ucap taehyung, somi jadi salah tingkah.

"Kamu suka?" Tanya nya, somi mengangguk.

"Suka, makasih ya." Balas somi, taehyung mengacak rambut somi dengan gemas.

"Aku akan membuatmu tersenyum bahagia seperti ini terus Omi, aku janji." Ucap taehyung membatin.

"Kamu ingin anak laki - laki atau perempuan Tae?" Tanya somi, taehyung menoleh dan menyenderkan kepala Somi ke bahu nya.

"Baik laki - laki atau perempuan, aku akan menerima dan menyayangi nya." Balas taehyung. Somi mengangguk. Tangan wanita itu lantas terulur menunjuk bintang.

"Anak kita sudah ada disana, dia pasti bahagia."

"Ya, dia bahagia diatas sana." Balas taehyung. Somi mengangguk, wanita itu kembali memakan eskrim nya yang terlihat mencair.

"Clara beberapa bulan lagi melahirkan kan? Perutnya sudah besar sekali, sebesar ini." Ucap somi lagi, wanita itu jadi bergidik membayangkan sebesar apa perut Clara beberapa bulan lagi. Taehyung mengangguk pelan. Pria itu menerima bayi Clara.

"Kamu akan sangat terlihat lucu dengan perut yang menggembung seperti itu." Somi mencubit taehyung yang membuat taehyung tertawa kecil.

"Aku serius."

"Sudahlah, ayo bantu aku menghabiskan ini, rasanya manis loh." Taehyung mengangguk dan memakan nya.



To be continued.

My Idol Is My Husband •KTH•   (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang