∆[01]∆

933 84 1
                                    

Happy reading, enjoy!

Byuuuuurrrrrrrrrr!!!!

"Kebakaran! Kebakaaraaan!!" Teriakku dengan histeris sembari berlarian keliling kamar.

"Hahaha!"

Aku menoleh dan menghentikan langkahku saat mendengar suara yang tak asing bagiku. Siapa lagi kalau bukan preman kampung. Eh, tapi memang bukan sih.

"Kau yang menyiramku?!" Pekikku.

"Maaf kak, tapi Ibu yang memintaku untuk membangunkan mu. Katanya sekarang kau ada les pagi?" Jawab adikku.

"Cara membangunkan mu itu yang membuatku hampir jantungan. Nanti kalau aku mati gimana? Tadi di mimpi aku sudah mati soalnya"

Adikku sampai melongo mendengar ucapanku.

"Hyunjin kan sudah minta maaf kak. Jangan mati dong, nanti yang ngajarin aku main sepak bola siapa. Sebaiknya kakak langsung mandi, ini sudah jam setengah 6." Kata Hyunjinㅡadikku.

"Ya Tuhan. Kau tidak salah minta aku yang ngajarin? Minta di sleding?" Jawabku sambil menyiapkan ancang-ancang

"Kabur!!!" teriak Hyunjin

Aku menghela napas berat. Kebiasaan Hyunjin yang setiap hari selalu membangunkanku cukup membuat hatiku sakit. Masalahnya, semenjak kejadian itu Ibuku bahkan tidak pernah mau masuk kedalam kamarku.

Segala apa yang memang ia perlukan di kamar ini, selalu meminta Hyunjin untuk mewakili nya. Entahlah, aku selalu berpikir positif. Mungkin Ibu pernah melihat hantu dikamar ini. Jadi dia trauma.

Satu jam kemudian aku sudah rapi dengan seragam sekolahku. Tidak perlu repot-repot sarapan. Meskipun ada banyak makanan menumpuk di meja makan, tapi Ibuku tidak pernah menawariku untuk sarapan.

"Kak?"

Aku menoleh. Mengurungkan niatku untuk masuk kedalam mobil biasa saja milikku.

"Kenapa?"

"Ini" Hyunjin memberiku kotak makanan.

"Untuk?"

"Penjaga satpam di sekolah kakak" jawab Hyunjin lalu langsung masuk kedalam rumah.

Aku mengedikkan bahu acuh, lalu masuk kedalam mobil. Meletakkan kotak makan itu di sampingku.

Semua murid yang bersekolah disini, sangat menyukai satpam sekolah kami. Meski sudah berumur namun selera humor nya selalu sukses menghibur. Aku bahkan pernah mengajaknya untuk makan malam bersama dan keesokan harinya dia mencap dirinya sebagai pacarku.

Hahㅡtapi biarlah. Itu hanya untuk lucu-lucuan saja. Dan aku tau mereka yang mendengar nya juga tidak akan percaya dan mengira itu hanya gurauan nya saja.

Tin... tin...

"Halo mantan pacar, tumben jam segini sudah berangkat?"

Aku tersenyum saat seseorang yang sedari tadi kupikirkan sudah membungkuk kearahku yang masih berada didalam mobil.

"Aku ada les pagi pak, tolong buka gerbangnya!"

"Siap!!"

"Eh tunggu dulu pak. Ini ada sarapan dari adik saya. Katanya dia membuatkan itu untuk bapak. Bapak harus senang, aku bahkan tidak dibagi. Sepertinya dia menyukai Bapak" godaku.

Pak satpam menerima kotak makan itu dengan pipi bersemu.

"Apa kau serius?"

Aku mengangguk mengiyakan.

MY UNIVERSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang