Happy reading, enjoy!
Dahyun langsung mendorong tubuh Irene untuk keluar saat wanita itu sedang menghubungi anaknya.
"Kau serius?"
"Iya. Suho sering mengajakku ke rumahnya. Astaga. Aku tidak percaya jika Tante Jun Ji-Hyun yang kau tabrak" ucap Irene sembari memijit pelipisnya.
Dahyun merengut. "Ya mana aku tau kalau dia adalah Ibunya Suho. Memangnya aku yang mengatur kecelakaan itu"
Irene menatap Dahyun dengan sebal. Kemudian menjetikkan telunjuknya ke kening gadis berkulit putih itu.
"Jelas-jelas kau yang menabraknya"
"Tapi kan aku--"
"Sudahlah. Sekarang persiapkan mental mu untuk bertemu dengan sang ketua OSIS itu. Aku mau pulang"
"Kenapa pulang? Tolong temani aku" rengek Dahyun
"Ya ampun Mbak Dahyun. Pertama, aku tidak mau bertemu dengan laki-laki yang hanya suka mengumbar janji. Kedua, aku tentu saja tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk melihat nya. Cih, tidak ada tempat buat sampah seperti dia" jelas Irene
Dahyun mencebik saat Irene mengatakan kata 'sampah'.
"Sampah yang kau maksud itu, berlian bagiku" batin Dahyun.
"Aku ini sedang dalam proses move on. Dan hampir dapat piala penghargaan, bagaimana jika nanti dia malah merayuku dan memintaku kembali lagi padanya?"
Sekarang giliran Dahyun yang menjetikkan telunjuknya ke kening Irene. Kali ini dengan sekuat tenaga.
"Nyah! Biar sadar!" Kesal Dahyun
"Aku mau pulang!"
Dahyun menahan lengan Irene. Menatap manik hitam itu dengan tatapan memohon. Kurang meyakinkan, dia kemudian menautkan dua tangannya didepan dada. Matanya sudah diberi sedikit air dari tetesan ujung bajunya agar terlihat lebih menyedihkan.
"Ayolah. Temani aku" Mohon Dahyun
Irene membuang nafas kasar.
"Baiklah. Tapi aku sungguh tidak mau terlalu banyak bicara dengan Tante Jihyun. Kau tau sendiri bagaimana hubungan antara mantan dengan Ibu mantan pacar. Sungguh pilu. Aku tidak sanggup jika nantinya Tante Jihyun bertanya tentang hal yang iya-iya padaku"
"Jangan terlalu percaya diri. Bagaimana jika Tante Jihyun malah berpikir kekasih Suho yang sekarang lebih baik darimu? Ayolah. Malu sedikit" cebik Dahyun.
Irene melotot. Tidak terima jika dia dibandingkan dengan perempuan yang menurut nya levelnya jauh berada di bawah nya.
"Aku mau pulang. Kau minta bantuan Sana saja!" Ketus Irene
Dahyun yang tau jika Irene merajuk, langsung memutar otak agar sahabat nya itu tidak meninggalkan nya.
"Hei. Aku hanya bercanda. Tentu saja kau lebih baik darinya. Ayolah, jangan marah" bujuk Dahyun
Irene tidak menjawab, dia malah masuk kedalam ruangan. Dahyun menghela nafas lega kemudian menyusul masuk kedalam.
Setelah mengobrol banyak dengan Jihyun, Irene dan Dahyun terpaksa pulang kerumah masing-masing karena Jihyun sendiri yang menyuruh nya. Mengatakan jika dia percaya dengan Dahyun. Meski enggan, akhirnya Dahyun menyetujui saat Jihyun menyuruh nya untuk menjenguk nya lagi besok.
Beruntung, Suho belum datang sampai Dahyun dan Irene pulang dari rumah sakit.
Jam menunjuk angka setengah dua belas malam. Mobil Dahyun memasuki halaman rumahnya, mengedar ke sekitar yang sudah sepi. Untungnya Paman Soo mau berbaik hati membiarkan nya masuk tanpa banyak berdebat setelah melihat baju Dahyun yang sudah basah kuyup di balik hoodie putih milik Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE
Fanfiction"Itu hakmu. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku sudah terlanjur mencintaimu" Dahyun "Terdengar lucu. Mengingat dulu kau sangat membenciku" Mingyu