∆[23]∆

224 65 19
                                    

Happy reading, enjoy!


Brugh!


"Kenapa kau lama sekali?!"



Aku mendengus sebal, menatap keempat gadis yang tengah berjongkok didepanku dengan santai. Tanganku bergerak membersihkan beberapa rumput kering yang menempel di rok abu-abuku.

"Teganya kalian meninggalkanku"


Jisoo tertawa. Dia yang pertama kali mendarat dengan sempurna, disusul Irene, Tzuyu dan Jeongyeon. Aku yang paling terakhir karena memang mereka berlari mendahuluiku.

Aku menoleh saat melihat Vernon dan Mingyu keluar dari pintu kayu.

Hell, semudah itu?! Aku bahkan tidak tau jika disana ada pintunya.

"Kenapa kalian lewat situ dan membiarkan kami naik tembok hah?!" Bentak Tzuyu.

Vernon menggaruk tengkuknya. "Uhm, kami hanya bingung. Kalian berisik sekali tadi. Jadi ya...menyuruh kalian naik pagar adalah pilihan kami karena merasa amat sangat terdesak"

"Bilang saja kalau kau mencuri kesempatan. Kau pasti tadi mengintip kami kan? Ngaku!" Kini giliran Jisoo yang berseru marah.

Benar juga. Posisi kami tadi menaiki kedua pundak Vernon dan Mingyu bergantian. Aku tidak begitu memperhatikan keadaan karena takut ketahuan. Apalagi melihat apakah Mingyu menunduk atau tidak saat aku naik pagar.

"Seharusnya kau berterimakasih. Tidak tau bagaimana nasib kalian jika Pak Sanusi berhasil menangkap kalian." Protes Vernon.

"Apa ada yang menyuruhmu bicara?" Jeongyeon berucap. Dan entah mengapa, Vernon langsung terlihat pucat.



Apa dia tipe laki-laki takut mantan?



"Tidak, baby. Maafkan aku" sesal Vernon.

What? Baby katanya?



Jeongyeon berdecak kesal. Wajahnya terlihat marah sekali. Mungkin juga tengah merasa tak percaya jika siswi teladan nan taat aturan seperti dirinya, bisa bolos jugaㅡManjat pagar pula.

"Jaman sekarang mau-mau saja balikan sama mantan." Sindir Jisoo yang entah pada siapa.

"Kau menyindirku?"

"Memang disini, siapa lagi yang punya kekasih? Kalau bukan kau, ya si Dahyun."

Jisoo-Jisoo, apa kau tidak merasakan hawa dingin disini? Lihatlah sorot tajam dari mata Jeongyeon itu. Ya ampun, kapan kau bisa memahami situasi sih?

Dan uhm, aku juga baru tau kalau Vernon dan Jeongyeon kembali balikan. Dipikir-pikir, dua orang ini memang cocok. Yang satu bawel, yang satu penuh aturan. Bukankah mereka terlihat serasi? Maksudnya, saling melengkapi?

Kalau aku dan Mingyu....eh?! Tidak. Lupakan.

"Jadi bagaimana ini? Tidak mungkin aku kembali ke sekolah. Satpam sekolah pasti banyak bertanya nantinya" keluh Jeongyeon.

Vernon berjalan mendekat. Mengusap pundak sang kekasih. "Kita bolos yuk. Ada film baru loh di bioskop" ucapnya dengan sangat enteng.

Dan tentu saja ditolak tegas oleh Jeongyeon. "Kau pikir sekolah ini buat mainan hah?!"

Vernon terlonjak kaget. Apalagi saat Jeongyeon menepis tangan nya dengan kasar.

"Bukan begitu, baby. Maksudku, ini sudah terlanjur kan? We have to use this opportunity so well" bujuk Vernon

"Nope" tolak Jeongyeon

Kulihat, Jisoo menguap lebar. Mungkin merasa bosan melihat drama rumah tangga didepan nya. Juga Tzuyu yang sudah bertopang dagu di pundak Irene.

MY UNIVERSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang