∆[15]∆

306 69 23
                                    

Happy reading, enjoy!

Rasanya sesak sekali. Pundakku terasa berat. Perut yang entah mengapa bisa terasa begah, atau karena ada sebuah tangan yang menindihnya? Ah, siapa pula yang meletakkan tangan nya begitu saja diatas perutku.

Tunggu. Ini tidak hanya diletakkan, tapi aku juga merasakan kalau tangan itu bergerak lalu melingkar hingga ke sisi pinggangku.

Sejak kapan Tzuyu jadi semanja ini padaku?

Tzuyu?!

Aku segera membuka mata selebar mungkin. Menoleh kesamping dan mendapati ujung-ujung rambut hitam legam langsung menusuk sisi pipiku sebelah kanan.

"Yah!"

Dengan sekali hentakan, aku langsung mendorong kepala itu. Hingga terdengar sedikit suara gaduh yang berasal dari kepala yang terbentur sisi jendela pesawat.

Pesawat?!

Sejak kapan aku ada disini? Bukannya tadi, aku sedang menaiki Van sekolah? Apa aku bermimpi atau...

"Astaga Dahyun!"

"Ke-kenapa aku bisa ada disini?" Tanyaku dengan sejuta kebingungan tentu saja.

"Memangnya harus dimana lagi? Tidak mungkin kita naik kapal kalau mau ke Jepang"

"Mingyu, jangan bencanda!"

Mingyu mendengus. Mengusap kepalanya yang tadi terbentur. "Apa aku becanda? Atau apa kau tidak pernah naik pesawat sebelumnya?"

Maksudku bukan seperti itu. Dasar si Jangkung. Dia selalu punya banyak argumen untuk menyudutkanku.

"Aku yang menggendong mu dari mobil sampai masuk kedalam pesawat. Sepulang dari Jepang, kau jangan terkejut jika foto kita terpampang di majalah sekolah. Mungkin saja kita akan lebih eksis daripada pasangan Tzuyu dan Minhyun." Bisik Mingyu.

"Bisa diam tidak?"

"Dih. Bukannya berterimakasih"

Aku hanya merengut. Kenapa harus Mingyu yang menggendongku? Memangnya Suho kemana?

"Kau mencari Suho? Dia ada dibarisan paling depan." Ucap Mingyu.

Aku tidak menjawab, tapi mataku aktif mencari-cari dimana tepat nya Suho berada. Dia terlihat duduk tenang dengan headphone bertengger indah dikepalanya. Lama menatapnya, hingga perutku terasa sedikit bergejolak, oh ayolah. Aku tadi tidak sempat makan untuk kedua kalinya. Mungkin saja, tadi aku tertidur lama di dalam mobil. Padahal, aku harus langsung makan jika bangun tidur.

Aku menoleh, melihat Mingyu yang sudah memejamkan mata. Kemudian mengedar, mencari dimana keberadaan temanku yang lainnya. Kenapa jarak kami begitu jauh? Merasa tidak ada pilihan, aku pun mencolek lengan Mingyu.

"Can I help you, Mrs Kim Dahyun?"

Aku mencebik. Belum dimintai tolong saja sudah menyebalkan seperti ini.

"Aku lapar"

"Aku tidak"

"Tolong aku..." rengekku sembari menarik ujung bajunya.

"Apa yang harus ku tolong?"

"Beri aku makanan"

"Memangnya kau sapi yang harus diberi makan?"

"Kiming!"

Mingyu melotot. "Kau bilang apa tadi?!"

"Eh? Memangnya aku bilang apa?" Tanyaku balik. Sedikit takut dengan reaksi nya yang begitu menakutkan.

MY UNIVERSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang