Happy reading, enjoy!
Mobil Dahyun berhenti tepat didepan gerbang sebuah sekolah menengah pertama yang besar dan terkenal di Ibukota. Mata monolid nya menyipit untuk melihat para murid yang mulai hilir mudik di depannya.
Helaan nafas terdengar tatkala Dahyun berhasil menemukan sosok adiknya tengah duduk bersandar di depan logo sekolah yang terbuat dari batu.
"Anak itu benar-benar" decak Dahyun melihat Hyunjin tengah memegang es dengan wadah plastik berwarna biru mencolok.
"Sudah berapa kali kakak bilang ha? Jangan jajan sembarangan!" Seru Dahyun kemudian merampas es itu dan membuangnya kedalam tong sampah.
Aksinya itu sontak mengambil atensi orang-orang yang ada disekitar mereka. Tidak terkecuali pedagang es yang memang berada dua meter dari tempat Dahyun dan Hyunjin. Dia memilih mendorong gerobak es nya menjauh, takut terkena amukan Dahyun yang kini tengah berkacak pinggang dengan wajahnya yang merah padam.
Hyunjin menghela nafas sebentar. Kemudian memakai tas punggung nya yang sedari tadi dipangkunya. Bergegas masuk kedalam mobil tanpa mengatakan apapun. Meninggalkan sang Kakak yang tengah dalam mode marah besar.
Dahyun menatap punggung adiknya tidak percaya. Biasanya dia melawan dan malah membuat sedikit keributan. Atau meminta Dahyun mentraktir nya jajan seperti yang biasa dia minta setiap kali Dahyun yang menjemput nya.
Ditambah, wajah adik satu-satunya itu terlihat murung. Saat Dahyun hendak menyusul nya kedalam mobil, sebuah tangan mencengkram dengan kuat lengan nya. Dahyun menoleh, menatap tangan putih itu kemudian menjalar sampai ke wajah sang pemilik tangan.
"Kau ada masalah?" Tanya Dahyun
"Halo kak Dahyun. Aku Hwang Yeji, teman sekelas nya Hyunjin. Ah lebih tepatnya calon adik ipar mu" ucapnya dengan senyum lebar. Bahkan sampai membuat matanya tidak terlihat.
Dahyun mengangguk. Kembali menelisik gadis kecil dengan mata sipit dan rambut hitam gaya ponytail didepannya. Sedikit heran, pasalnya Hyunjin tidak pernah membicarakan teman nya yang satu ini.
"Uhm ya" singkat Dahyun.
Yeji tersenyum senang lalu menyambar tangan Dahyun tanpa permisi kemudian mengecup nya berulang kali.
"Hei" tegur Dahyun berusaha melepaskan tangannya.
"Terimakasih kak sudah mau menerimaku menjadi calon adik iparmu. Aku janji bakal menjaga Hyunjin dengan sepenuh hati. Kalau begitu, aku pergi dulu. Dadah calon kakak Ipar" ujar Yeji lalu bergegas masuk kedalam mobil yang berada didepan mobil Dahyun.
Dahyun mematung. Tidak menyangka jika ada seorang gadis kecil mencium pipinya didepan banyak orang.
"Astaga. Anak kecil jaman sekarang sudah mengenal cinta? Tidak bisa ku percaya" gumam Dahyun.
"Apa dia temanmu? Kenapa kau tidak pernah membicarakan nya padaku?" Tanya Dahyun saat dia sudah duduk dikursi kemudi.
Hyunjin tidak menjawab, dia malah menyumpal telinga nya dengan airpods. Membuang mukanya dan memilih menatap keluar Jendela.
"Hei. Kakak sedang bertanya padamu"
"Bisakah kita langsung pulang saja? Aku sudah lapar" ketus Hyunjin
"Kau lapar? Mau mampir ke restoran? Barangkali--"
"Aku ingin pulang saja"
Dahyun menghembuskan nafas berat. Tidak biasanya Hyunjin bersikap dingin seperti ini. Dipikir-pikir, sejak pagi tadi dia dan adiknya tidak terlibat dalam pertengkaran. Semua aman-aman saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE
Hayran Kurgu"Itu hakmu. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku sudah terlanjur mencintaimu" Dahyun "Terdengar lucu. Mengingat dulu kau sangat membenciku" Mingyu