Happy reading, enjoy!
[Flashback]
Haru terus menarik tanganku hingga kami masuk kedalam lift. Dia segera menekan tombol angka 5, melirik kearahku dengan tatapan cemas.
"Jangan menatapku seperti itu. Aku baik-baik saja" ujarku.
Haru tidak menjawab. Mungkin dia juga tidak tau harus mengatakan apa. Setelah lift terbuka, kami kembali berjalan beriringan menuju ruanganku. Mataku tidak sengaja melihat siluet seseorang yang melintas didepan sana.
Tapi aku seperti mengenal postur tubuh itu.
"Haru, kau masuk dan tunggu saja didalam. Aku ada urusan. Tidak akan lama. Jangan mencariku. Ini perintah!" Kataku pada Haru kemudian sedikit berlari meninggalkan nya.
Mataku tak henti-hentinya menatap kesekitar. Gedung ini terlalu luas, juga ada banyak ruangan dengan pintu tertutup. Aku menyandarkan tubuhku kedinding, mencoba mengambil nafas sebentar. Lelah karena aku terus berlari demi mengejar sosok itu.
"Sial. Aku kehilangan jejaknya" gumamku frustrasi.
Saat langkahku sudah kuputar untuk kembali keruangan, sebuah pintu ruangan yang tidak jauh dari tempatku berdiri terbuka. Aku kembali menoleh dan begitu terkejut dengan apa yang aku lihat.
"Paman Yunho?!" Pekikku.
Pria tampan dan tinggi dengan stelan jas biru tua itu terlihat sama terkejutnya saat melihatku.
"Paman tunggu!" Aku segera mengejarnya saat dia berniat meninggalkanku.
"Dahyun? Hei. Ke-kenapa kau bisa ada disini?" Tanya nya dengan gugup.
Aku memicingkan mataku. Seolah menyadari tatapanku, Paman Yunho langsung tersenyum lebar dan memelukku dengan erat.
Seperti kebiasaan nya dulu. Bahkan aku sudah tidak ingat kapan terakhir kali aku melihatnya.
Mungkin tiga tahun yang lalu?
"Kau sudah besar rupanya. Juga semakin cantik" ucapnya lagi.
Aku hanya tersenyum mendengar pujian darinya. Tapi, bukan itu tujuanku mengejarnya hingga berlarian di dalam gedung ini.
"Dimana Ayahku?" Tanyaku to the point.
Seperti dugaanku, Paman Yunho terlihat panik.
"Ayahmu? Bukankah dia sedang dipenjara? Kau sangat merindukan Ayahmu sampai menanyakan nya padaku, hm?" Katanya,
Aku tersenyum kecut. Paman Yunho seorang Jaksa. Tentu saja dia memiliki banyak kosa kata yang bisa dia gunakan untuk memutar balikkan suasana. Lebih dari kemampuan seorang pengacara. Aku tau, karena dari dulu, pria inilah yang selalu memaksa ku untuk menjadi Jaksa seperti dirinya. Ketimbang menjadi seorang Hakim seperti Ayah.
"Sangat. Bagaimana jika Paman memberitahu dimana Ayahku?"
"Dia dipenjara, sayang"
"Penjara mana? Cepat katakan. Sepulang dari sini, aku ingin menemuinya. Ada banyak sekali pertanyaan dan hanya dia yang tau jawabannya. Kumohon~" Aku memegang lengannya dengan kuat. Sengaja memasang raut wajah sesedih mungkin.
"Paman juga tidak tau"
"Lalu siapa yang tau? Paman Seungri tidak pernah datang lagi. Paman Leeteuk, dia bahkan tidak pernah mau membahas tentang Ayah. Kakek? Dia menutup mulutnya sangat rapat. Uncle Nickhun? Kurasa dia lebih bersedia memperburuk keadaan. Pada siapa lagi? Ibuku? Tidak. Aku tidak ingin menambah beban pikirannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE
أدب الهواة"Itu hakmu. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku sudah terlanjur mencintaimu" Dahyun "Terdengar lucu. Mengingat dulu kau sangat membenciku" Mingyu