Happy reading, enjoy!
Aku sedikit berlarian menuju kantin yang jaraknya belasan meter dari tempat aku terjatuh tadi. Menatap Jengah gadis tinggi yang tidak tau balas budi sedang asyik mengipas wajahnya, dengan semangkok bakso hangat yang ada didepannya.
Wah-- Apa dipikiran nya hanya dia seorang diri yang hidup di alam semesta ini.
"Kenapa meninggalkanku?"
"Eoh. Aku tidak melihatmu. Aku kira kau sudah ada dibelakangku. Makanya Hyun, tumbuh tuh keatas" jawab Tzuyu sembari menyeruput kuah bakso dengan asap yang mengepul.
Mendesah lelah. Gadis jangkung ini memang tidak pernah mau di kritik atau pun diberi saran. Dia selalu punya patokan sendiri dalam hidup nya, motivasi-motivasi yang juga datang dari dirinya sendiri.
Aku memang kesal-- tapi juga bersyukur. Karena dialah orang yang akan menyelamatkan hidupku dimasa depan. Eh, kenapa jadi menunjukkan spoiler? Harusnya ini tetap tersimpan dan menjadi rahasia.
Sudahlah. Lupakan hal itu. Kini atensiku beralih pada siswa yang tengah duduk termenung di pojok kantin. Sekitar lima meter dari tempatku sekarang. Namun dari sini, aku masih bisa melihat raut kesedihan diwajahnya. Entahlah-- aku tetap tidak terbiasa melihat ekspresi nya yang selalu berubah sendu saat sedang tidak menatapku.
Lantas menjadi seperti benalu yang sangat mengganggu setiapkali kami tidak sengaja bertemu. Kantin seluas ini hanya ada beberapa murid saja. Karena memang belum waktunya istirahat. Biasanya, para anggota OSIS yang narsis dan ingin dibilang manis berkeliaran disini.
Tapi saat aku mengedarkan pandangan, tidak ada satupun siswa atau siswi dengan lengan seragam sedikit berwarna merah. Memang seperti itulah aturan sekolah membedakan seragam mereka. Selain untuk lebih mudah dikenali, itu juga bermaksud agar siswa lainnya bisa menghormati para anggota OSIS yang katanya berperan melindungi serta mengayomi warga sekolah.
Seperti nya salah, seharusnya sekolah memberi satu kelas tambahan bagi mereka. Ya setidaknya jika mereka lulus nanti ada yang bingung mau kuliah atau kerja, mereka bisa magang menjadi satpam penjaga sebelum akhirnya menentukan pilihan mau kemana.
Setelah sadar dari lamunanku, aku sedikit terkejut saat melihat seseorang yang sedari tadi kutatap sudah tidak ada ditempat. Aku celingukan mencarinya barangkali dia pindah duduk atau keluar. Dan--
"Mencariku?"
"Astaga!"
Entah darimana datang nya, tapi orang itu sudah berada tepat didepanku. Duduk manis sambil menumpu wajah dengan kedua tangannya. Tzuyu hanya meliriknya sekilas, lantas kembali sibuk dengan makanan nya.
"Siapa yang mengijinkan mu duduk disitu? Pergi?!" Pekikku.
"Siapa yang mengijinkan mu terus menatapku? Aku sudah disini, kau tadi mencariku kan?"
Astaga. Apa dia menyadari jika aku tadi sempat memperhatikan nya?
"Kau terlalu percaya diri, Kim Mingyu" sungutku.
"Dan kau terlalu malu untuk mengakui, Kim Dahyun"
"Wah. Marga kalian sama. Jangan-jangan kalian jodoh. Udah nikah aja kenapa sih?"
Aku mendongak, melihat seorang siswa yang terkenal sebagai King of Dancer kebanggaan sekolah tengah tertawa lebar, kemudian mengambil tempat disebelah Mingyu.
"Hai Dahyun. Sudah lama kita tidak bertemu. Mm berapa bulan ya?"
Si Dancer terlihat berpikir, lalu pura-pura menghitung jarinya berulangkali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE
Fanfiction"Itu hakmu. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku sudah terlanjur mencintaimu" Dahyun "Terdengar lucu. Mengingat dulu kau sangat membenciku" Mingyu