∆[22]∆

231 71 14
                                    

Happy reading, enjoy!

Aku, Irene, Jisoo dan Tzuyu benar-benar melewatkan dua pelajaran sekaligus. Kami yang terkenal betah mengunjungi ruang BK memilih menghabiskan beberapa bungkus cemilan disudut meja perpustakaan.

See? Kami bahkan tidak mengindahkan tulisan 'Dilarang makan' yang terpasang didinding dengan ukuran besar.

"Besok lomba dance, aku malas sekali sebenarnya" keluh Jisoo.

"Besok? Kau serius?!" Tanyaku

"Kau terlalu banyak masalah, Dahyun. Sampai lupa satu hari yang membuat si Kembar jadi jarang bermain dengan kita" celetuk Tzuyu.

Benar juga.

"Lalu bagaimana? Seberapa besar persiapan kalian?"

"Uhm, 98% Sisanya tergantung mood"

"Katakan padaku, Soo. Hal-hal apa yang membuat moodmu bagus?" Seperti biasa, Tzuyu akan menjadi seorang teman yang baik untuk mereka.

Sedangkan Jisoo sudah tersenyum senang membayangkan apa saja yang dirasa sedang dia dambakan.

"Apa yah? Bagaimana dengan Pizza nanas? Susu pisang? Kue strawberry? Jus alpukat dan uhm... sekarung buah mangga?" Riangnya.

"Kenapa kau tidak meminta satu jenis buah saja? Aku bisa mengirim satu truk buah mangga ke depan gedung apartement kalian. Terserah kau mau mengolahnya menjadi apa" sungut Tzuyu.

Jisoo mencebik. "Bilang saja kalau kau tidak mau membeli sesuatu untukku!"

"Bukan begitu, hanya saja--"

Aku tidak fokus mendengar ocehan dua mereka karena kini pandanganku teralih pada seorang siswa yang terlihat muncul dari salah satu rak buku.

Tubuh tinggi, rambut hitam legam yang lebat, hidung mancung juga--ah, sejak kapan senyuman itu terlihat manis?

Aku merasakan detakan aneh yang ada didadaku.

Ini apa?

Jantungku berdetak karena berlarian mengejar Tzuyu dan Jisoo kah? Atau karena aku terlalu bersemangat menaiki tangga yang ada di dalam perpustakaan?

Tapi, ini tidak hanya sekedar detakan. Rasanya lebih memburu dari biasanya.

Terdengar seperti debaran? Tidak mungkin. Aku tidak boleh merasakan itu, tidak untuk sekarang maupun di masa mendatang.

Aku sekali lagi menoleh. Menatap siswa itu yang sepertinya belum menyadari kehadiran kami disini. Rahang tegasnya terlihat sangat serius melihat buku tebal yang ada ditangannya.

"Aku bahkan tidak berani membantah perkataan Lisa. Matanya yang besar akan semakin membesar saat--"

Siswa itu bergerak. Meletakkan buku yang tadi dibawanya, kemudian kembali memilih ratusan buku yang terpajang rapi didepannya.

"Dahyun kau--"

Mataku tidak lepas melihat pergerakan siswa itu. Bahkan, suara-suara disekitar tidak didengarku dengan baik. Hingga aku sedikit tercekat saat menyadari jika diriku ditinggal seorang diri disini.

Kemana perginya mereka?!

"Jisoo, Irene, Tzuyu? Kalian dimana?" Lirihku tidak mau terdengar oleh seseorang yang sedari tadi aku perhatikan.

Sebuah note kecil berhasil menyita atensiku.

Kami memberimu waktu untuk berbincang dengan sepupu--ah bukan, kekasihmu. Jgn melakukan hal lebih, kalian sdg diperpus. Kalau sudah selesai, pergilah kerumah Tzuyu. Kami menunggu penjelasanmu!

MY UNIVERSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang